PBI Bali Usulkan Selasa sebagai Hari Berkebaya Nasional

Ketua Bidang Kegiatan  Perempuan Berkebaya Indonesia Provinsi Bali, Anak Agung Mirah Maheswari saat audensi dengan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara di  Gedung Santi Graha. (ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Provinsi Bali mengusulkan ke pemerintah pusat agar setiap hari Selasa semua Perempuan Indonesia Berkebaya. Hal ini disampaikan Ketua Bidang Kegiatan Perempuan Berkebaya Indonesia Provinsi Bali, Anak Agung Mirah Maheswari saat audensi dengan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar Ny Sagung Antari Jaya Negara di  Gedung Santi Graha, Senin (10/5/2021).

Lebih lanjut Agung Mirah mengungkapkan, kebaya juga telah diusulkan ke UNESCO supaya  menjadi warisan budaya nusantara Indonesia.

“Untuk mewujudkan hal ini  kami memohon dukungan Pemerintah Kota Denpasar khususnya Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar untuk mendukung sosialisasi kepada masyarakat Kota  Denpasar khususnya ibu-ibu PKK Kota Denpasar, dan anggota organisasi perempuan yang ada di Kota Denpasar,” ungkap Agung Mirah.

Menurutnya, penggunaan pakaian  kebaya setiap kegiatan adalah memperlihatkan jati diri sebagai perempuan Indonesia.  Namun penggunaannya harus menyesuaikan pakem. Berpakaian kebaya setiap  hari Selasa juga untuk membangkitkan  generasi milenial  supaya menyukai kebaya. Dengan demikian diharapkan generasi muda lebih peduli, mau dan mengenal tentang kebaya.

Agung Mirah menuturkan, salah satu Provinsi di Indonesia yang sudah menerapkan pemakian kebaya setiap Hari Selasa adalah DKI Jakarta.  Oleh karena itu, pihaknya berharap hal serupa bisa diterapkan di Kota Denpasar.

“Maka dari itu kami  berharap Ibu Walikota mendukung kegiatan ini dengan menyosialisasikan agar dalam setiap kegiatan dapat menggunakan pakaian kebaya,” harapnya.

Sosialisasi ini bisa dilakukan oleh Dinas terkait, sekolah maupun komunitas. Mengingat kebaya itu bisa digunakan dari berbagai jenis kain, namun dibentuk atau dijarit  dengan model Kebaya Kartini. Bahkan untuk berpakian kebaya mereka tidak harus beli yang baru, karena kebaya lama yang ada di rumah  bisa digunakan.

Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar Ny Sagung Antari Jaya Negara memberikan apresiasi terhadap program berkebaya ini. Menurutnya, dengan memperkenalkan budaya berkebaya pada kegiatan tertentu dapat  membantu upaya pelestarian kebudayaan, serta memperkenalkan warisan budaya Indonesia.

“Selain itu dengan digalakkannya budaya berkebaya diharapkan akan dapat membantu meningkatkan pendapatan UKM yang bergerak di bidang pengadaan  sandang seperti pandemi  saat ini,” tambah Ny. Sagung Antari Jaya Negara

Ny Sagung Antari Jaya Negara menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Denpasar sejak lama menerapkan penggunaan pakaian adat sebagai salah satu busana ke kantor. Dimana awalnya setiap hari Rabu, Hari Raya besar nasional, hari  Purnama dan Tilem.  Selanjutnya dengan adanya Peraturan Gubenur Bali yang mewajibkan pemakaian pakaian adat setiap hari Kamis, dan Pemerintah Kota Denpasar telah melaksanakannya. Selain itu, TP PKK Kota Denpasar sebelum masa pandemi secara rutin selalu melaksanakan berbagai lomba busana kebaya seperti, pakaian adat kepura bagi remaja, ibu ibu PKK dan lansia.

Sosialisasi berpakaian adat (berkebaya) juga telah dilakukan secara berjenjang oleh TP PKK Kota Denpasar melalui PKK kecamatan dan desa/kelurahan yang menyasar seluruh lapisan masyarakat baik remaja maupun anak-anak.

Ny Sagung Antari menambahkan, untuk Kota Denpasar berpakaian adat tidak hanya dilakukan oleh kaum perempuan seperti contoh bapak Walikota Denpasar dan Wakil Walikota Denpasar sering kali menggunakan pakaian adat dalam berbagai kegiatan. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya mendukung Kota Denpasar sebagai kota kreatif berbasis budaya. (cr02)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.