Menkes Minta Pasien Covid-19 Tidur Dalam Posisi Tengkurap, Ini Alasannya

Posisi tengkurap yang memungkinkan kenyamanan pernapasan dan aliran oksigen. (ist)

Patrolipost.com – Di tengah krisis Covid-19 yang sedang berlangsung, Menteri Kesehatan (Menkes) India mengeluarkan pedoman yang merekomendasikan praktik yang rentan terhadap pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah.

Proning adalah posisi berbaring yang memungkinkan kenyamanan pernapasan dan aliran oksigen yang lebih baik dalam tubuh kita. Posisi tengkurap sangat bermanfaat bagi individu yang mengganggu kenyamanan bernapas.

Apa yang dilakukan proning?
Menurut sebuah artikel oleh Pen Medicine, posisi fisik memengaruhi distribusi dan volume udara di paru-paru dan dapat menyebabkan ekspansi atau runtuhnya alveoli halus yang bertanggung jawab untuk pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam darah.

Ini menyatakan bahwa berbaring dalam posisi terlentang – pada dasarnya di belakang – dapat membuat fungsi paru yang mendasarinya menjadi lebih buruk. Namun, tidur dalam posisi tengkurap membantu untuk tidak memperburuk situasi.

Pada tahun 1970-an, dokter melihat potensi menempatkan pasien pada perut mereka untuk mengobati sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) – suatu kondisi medis yang disebabkan oleh kerusakan alveolar bilateral yang menyebar dan ketidaksesuaian yang parah antara ventilasi (pergerakan oksigen masuk dan keluar. dari alveoli selama respirasi) dan perfusi (aliran darah ke kapiler alveolar).

Ketidaksesuaian ventilasi dan perfusi menyebabkan peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah dan kekurangan oksigen, juga dikenal sebagai hipoksia – sesuatu yang diderita pasien Covid-19 karena dampaknya pada paru-paru. Hipoksia menyebabkan saturasi oksigen rendah dan sianosis – perubahan warna biru pada kulit. ARDS juga menjadi salah satu penyebab utama kematian pada pasien Covid-19.

Bagaimana cara berlatih posisi proning?
Seperti yang dinyatakan dalam pedoman, proning adalah proses membalikkan tubuh pasien dengan gerakan diri yang tepat mulai dari posisi konvensional berbaring telentang hingga berbaring telungkup. Untuk pronasi, Anda membutuhkan total lima bantal. Satu hingga dua bantal di bawah leher, satu di bawah dada melalui paha atas dan dua bantal tepat di bawah tulang kering.

Jika Anda dapat menggerakkan tubuh sendiri, Anda dapat mencoba pronasi diri, di mana Anda akan melakukan siklus melalui serangkaian posisi sepanjang hari yang akan memungkinkan aliran oksigen yang optimal.

Untuk ini, Anda mulai dengan tidur telungkup dari maksimal 30 menit hingga dua jam, lalu bergeser ke posisi miring (kiri) selama 30 menit hingga dua jam. Selanjutnya, Anda duduk maksimal selama 30 menit hingga dua jam. Geser ke posisi berbaring miring, kali ini ke sisi kanan selama tidak lebih dari dua jam, lalu kembali ke posisi tengkurap.

Hal pertama yang harus dipastikan adalah bahwa Anda tidak boleh tegang selama satu jam setelah Anda mengonsumsi makanan. Selanjutnya, praktikkan telungkup hingga mudah ditoleransi, saat mulai terasa tidak nyaman / nyeri, segera hentikan dan rilekskan punggung.

Seseorang bisa rentan hingga maksimal 16 jam sepanjang hari. Juga, waspadai adanya luka tekan atau cedera. Proninig juga harus dihindari jika terjadi kehamilan, orang yang menderita trombosis vena dalam, kondisi jantung, fraktur halus yang tidak stabil, tulang paha atau panggul. (305/ric)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.