Diah Srikandi Minta Masyarakat Bali Tak Terpancing Video Ceramah Desak Made Darmawati

Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali, IGA Diah Werdhi Srikandi (nomer 4 dari kiri) saat menghadiri peresmian Gedung Conefo, Kampus D Universitas Mahendradata di Denpasar, Minggu (18/4/2021). (maha)

DENPASAR | patrolipost.com – Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali, IGA Diah Werdhi Srikandi meminta masyarakat Bali tidak terpancing oleh video ceramah yang diduga melecehkan Agama Hindu. Diah menilai, ujaran dalam video yang disampaikan Desak Made Darmawati seolah memprovokasi.

Namun sejumlah tokoh nasional Bali telah menggelar pertemuan di Jakarta. Sehingga, menghasilkan pernyataan maaf dari dosen salah universitas swasta di Jakarta itu.

Bacaan Lainnya

“Sebenarnya itu memang sudah tidak bisa dimaafkan. Namun karena tokoh-tokoh masyarakat Bali yang ada di Jakarta sudah menggelar pertemuan, dan saya menghargai hal itu. Saya sebagai pribadi mendorong kasus itu harus tetap lanjut,” kata Diah usai menghadiri peresmian Gedung Conefo, Kampus D Universitas Mahendradata di Denpasar, Minggu (18/4/2021).

Menurutnya, pernyataan maaf dari Darmawati memang sedikit meredam persoalan yang terjadi. Hanya saja, pihaknya mengkhawatirkan peristiwa yang sama akan terulang kembali. Sehingga, perlu ada ketegasan dengan menyelesaikannya seusai hukum yang berlaku di Indonesia.

“Saya harap masyarakat Bali tidak terpancing. Serahkan sepenuhnya kepada para penegak hukum. Apalagi sudah ada yang melaporkan ke Mabes Polri. Kita ikuti saja prosedur hukumnya,” kata Diah.

Terlepas pro kontra sebagai pengalihan isu, Srikandi PDIP ini melihat materi yang disampaikan oleh oknum dosen tersebut benar-benar menyakiti umat Hindu Bali.

Diah Srikandi menambahkan, jika dilihat dari latar pendidikan si penceramah dalam video yang tersebar, ia menilai orang dengan strata keilmuan tinggi tak pantas melontarkan ujaran yang mengandung kebencian.

“Setiap orang dijamin oleh negara untuk memilih keyakinan masing-masing, karena itu hak asasi. Tapi, bukan berarti harus menjelekkan agama orang lain, apalagi agama leluhur. Mengingat orangtuanya kan masih agama Hindu. Itu sangat disayangkan, apalagi dia seorang perempuan,” kata Diah Srikandi. (pp03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.