Hati-hati! Hindari Tidur Usai Sahur, Cek Alasannya

Tidur setelah sahur tidak dianjurkan karena dapat membahayakan kesehatan dan mengganggu sistem organ pencernaan. (ist)

JAKARTA | patrolipost.com – Selama Ramadan, sebagian besar orang mengalami siklus tidur yang terganggu karena harus bangun lebih awal untuk makan sahur. Namun tak jarang dari kita langsung memilih kembali melanjutkan tidur usai menyantap sahur karena tak kuat menahan kantuk.

Kebiasaan tidur setelah sahur harus diwaspadai karena berdampak buruk bagi tubuh terutama untuk sistem organ yang bertugas mencerna makanan. Selain itu, ada banyak masalah serius lainnya jika kita tidak memberikan jeda waktu cerna dan langsung beranjak tidur. Langsung tidur setelah sahur dapat mengganggu pencernaan karena tubuh akan bekerja lebih ekstra untuk mencerna makanan. Bahkan hanya berbaring saja tanpa benar-benar tidur dapat memicu masalah seperti refluks asam.

Karenanya, tegak adalah posisi tubuh yang lebih paling baik untuk mencerna makanan serta memungkinkannya menyerap makanan dengan mudah. Meski tak bisa disangkal bahwa berbaring setelah makan memang terasa nyaman.

Mengutip LiveScience, apabila makanan yang dikonsumsi saat sahur kaya karbohidrat, protein, dan sayuran, maka dibutuhkan sekitar tiga jam untuk makanan turun sempurna dari lambung. Jika langsung tidur kurang dari waktu cerna yang direkomendasikan, akan berdampak mengganggu pencernaan dan penyerapan nutrisi tubuh.

Oleh sebab itu, usahakan untuk tetap aktif setidaknya 3 jam setelah makan sahur. Anda bisa melakukan ibadah subuh, seperti salat dan mengaji. Kemudian bisa dilanjutkan dengan membersihkan dapur atau kegiatan lainnya yang bermanfaat. Sebagai kompensasi kurang tidur, Anda bisa ‘mencuri’ tidur siang sebentar atau menundanya sampai sore.

Refluks
Refluks asam atau istilah medisnya Gastro-esophageal Reflux Disease (GERD) terjadi karena katup antara lambung dan kerongkongan tidak menutup sepenuhnya. Ini biasanya disebabkan oleh pengaruh gravitasi yaitu perubahan posisi menjadi telentang.

Posisi telentang atau miring dapat menyebabkan makanan yang belum sepenuhnya dicerna di lambung mudah naik ke kerongkongan. Apalagi jika usai makan berat, Anda akan bangun dengan perut kembung.

Tidur setelah makan sahur dapat memicu GERD karena tubuh tidak dalam posisi tegak–posisi ideal untuk mencerna makanan. Jika kebiasaan tersebut dibiarkan dalam jangka waktu lama, bisa memicu asam lambung.

Panas di dada, tenggorokan panas, mual, bersendawa, dan mulut pahit adalah gejala yang menunjukkan refluks. Tentunya ini akan membuat rasa tak nyaman ketika berpuasa. GERD dapat dicegah dengan menunggu makanan hingga tuntas tercerna setidaknya tiga jam sebelum tidur.

Menurunkan Kualitas Tidur
Langsung tidur setelah sahur bisa memunculkan perasaan gelisah sehingga mengganggu kualitas tidur. Kebiasaan langsung tidur setelah sahur, terutama makan makanan berlemak dapat menurunkan kualitas tidur. Saat kenyang, Anda mungkin akan terasa mengantuk, tetapi akan muncul perasaan gelisah sehingga membuat mudah terbangun saat tidur.

Makanan tinggi lemak seperti goreng-gorengan atau olahan daging (processed food) butuh waktu yang lebih lama untuk dicerna, sehingga beri jeda waktu agar makanan tercerna agar tidur Anda lebih nyenyak.

Menaikkan Berat Badan
Tidur selepas sahur sama saja tidak membiarkan tubuh untuk membakar kalori. Jika kebiasaan itu dilakukan berhari-hari, tentu berujung pada kenaikan berat badan dan obesitas. Sudah jadi rahasia umum bahwa dampak dari kebiasaan langsung tidur usai makan membuat berat badan melonjak naik. Tak heran, ketika Ramadan banyak orang bukan bertambah kurus tapi justru sebaliknya.

Hal ini disebabkan Anda mengonsumsi lebih banyak kalori ketimbang yang dibakar. Kurangnya aktivitas fisik saat berpuasa dan langsung pergi tidur usai makan membuat tubuh menimbun lemak karena Anda tidak memberikan kesempatan untuk membakar kalori yang masuk.

Terlebih seseorang dengan riwayat keluarga dengan badan obesitas dan punya kebiasaan tidur setelah makan akan berkali-kali lipat berisiko mengalami kelebihan berat badan.

Selain itu, Profesor dari Missouri State University Jeremy Barnes menjelaskan bahwa ketika orang tidur, terjadi peningkatan kadar hormon grehlin, merujuk ScientificAmerican.

Efek peningkatan hormon grehlin adalah munculnya rasa lapar ketika bangun. Jika Anda menerapkan hal ini saat puasa, tentu berat badan akan berangsur-angsur naik dan sulit turun.

Peningkatan Asam Lambung
Naiknya asam lambung ditunjukkan dengan nyeri panas di dada yang biasanya terjadi setelah makan dan memburuk ketika berbaring. Setiap kali kita makan dan makanan melewati tenggorokan, tahapan selanjutnya adalah makanan masuk ke dalam esofagus yang berfungsi melumat serta mengantarkan makanan ke lambung.

Ketika sampai di lambung, konsistensi makanan sudah menjadi halus menyerupai cairan atau pasta. Jika proses cerna tak sempurna, makanan yang masih kasar dalam lambung dapat mengiritasi dinding lambung dan memicu asam lambung.

Gejala yang dirasa saat asam lambung yakni nyeri di sekitar lambung atau perut kiri atas. Bisa juga terasa sensasi panas di dada. Bagi yang mudah mulas dan sakit perut, sebaiknya hindari kebiasaan tidur selepas makan.

Sakit Tenggorokan
Refluks terjadi ketika asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan dan mengiritasi lapisan sekitarnya. Iritasi dapat menyebabkan sakit tenggorokan, batuk kering, bahkan mengi. Langsung tidur setelah sahur juga dapat menyebabkan sakit tenggorokan. Sensasi panas tak cuma dirasakan di dada saja tetapi juga di daerah tenggorokan.

ketika tubuh berbaring dengan perut penuh, katup antara lambung dan kerongkongan tidak menutup sepenuhnya membuat asam lambung mudah naik ke tenggorokan dan menimbulkan sensasi terbakar pada tenggorokan. Jika kondisi itu dibiarkan memperburuk akan menyebabkan peradangan.

Sembelit
Tidur sesaat setelah makan dapat menyebabkan sembelit sebab makanan tidak dicerna dan diserap dengan baik, sehingga memungkinkan Anda kehilangan nutrisi. Biasanya, pengosongan lambung manusia membutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga jam setelah makan. Dengan posisi berbaring atau tiduran dapat menghambat proses pengosongan lambung.

Jika ini terus terjadi bisa memicu sembelit atau kesulitan buang air besar. Untuk mencegahnya, hindari makanan yang tinggi lemak, gula, dan kafein dalam menu sahur. Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran agar proses pencernaan menjadi lebih lancar.

Serangan Jantung
Langsung tidur usai makan dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan serangan jantung. Kebiasaan langsung tidur setelah makan ternyata punya dampak yang sama buruknya dengan meluapkan emosi yang meledak-ledak. Menurut penelitian, orang yang makan berat dan langsung tidur kurang dari dua jam saja 2,8 kali lebih mungkin mengalami peningkatan tekanan darah sepanjang malam.

Apabila tekanan darah tidak kunjung turun dan terus-menerus terjadi dalam waktu yang lama, akan meningkatkan risiko terserang penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, stroke, dan penyakit kronis lainnya.

Memang terkadang sulit menahan kantuk ketika perut sudah kenyang usai sahur. Namun, tidak ada salahnya menahan sedikit waktu tidur demi kesehatan jangka panjang.

Anda juga tidak disarankan untuk tidak makan sahur sama sekali selama berpuasa. Triknya agar tetap mendapat energi cukup selama puasa namun tidak membahayakan sistem pencernaan dan kesehatan tubuh lainnya, Anda bisa memajukan waktu sahur satu jam lebih awal agar memberi tubuh cukup waktu untuk mencerna makanan.

Kemudian, pilihlah menu sahur yang tinggi serat agar proses cerna lebih cepat, dan jauhi makanan cepat saji (fast food) dan berlemak karena sangat padat kalori. (305/cnc)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.