Abu Jenazah Lia Eden Dilarung di Pantai Ancol

Jenazah Lia Eden, pemimpin kelompok Salamullah telah dikremasi di Grand Heaven Krematorium, Pluit, Jakarta Utara, Senin (12/4/2021) siang. (ist)

JAKARTA | patrolipost.com – Jenazah Lia Eden, pemimpin kelompok Salamullah, telah dikremasi di Grand Heaven Krematorium, Pluit, Jakarta Utara, Senin (12/4/2021) siang. Rencananya abu jenazah akan dilarung di kawasan Pantai Ancol.

Informasi ini disampaikan oleh salah satu jemaat yang datang menghadiri prosesi kremasi. “Bunda Lia direncanakan untuk dilarung di Kawasan Pantai Ancol,” tuturnya tanpa menyebutkan nama.

Sebelum dikremasi, dilakukan serah terima peti jenazah Lia Eden di lantai 8 Grand Heaven. Kemudian digelar upacara kematian dengan pedang pora yang diikuti oleh personel berseragam biru dan celana putih. Upacara ini merupakan penghormatan terakhir kepada almarhumah.

Bunda Lia Eden dikenal baik, ramah, dan bersahabat dengan masyarakat di sekitar kediamannya di Jalan Mahoni RT 005/RW 008 Senen, Jakarta Pusat. Ia sangat menghargai agama lain dan tidak pernah mempengaruhi warga sekitar. Bahkan masyarakat dan komunitas jemaatnya rukun satu sama lain.

“Orangnya loyal, sosial, baik hati bahkan sampai lingkup terkecil seperti petugas keamanan/tukang sampah sampai diperhatikan. Salam saja membungkuk hingga 90 derajat kepada masyarakat,” kata warga RT 005, RW 008, Senen, Jakarta Pusat yang mengaku bernama Budi.

Sempat Viral
Seperti diketahui, Lia Aminuddin atau sering disapa Lia Eden meninggal dunia di usia 73 tahun pada Jumat, 9 April 2021.

Lia Eden sempat viral berurusan dengan polisi pada 2005. Kala itu, Komunitas Eden yang berdiri sejak 2004 dianggap meresahkan warga Kelurahan Bungur, Senen, Jakarta Pusat.

Berdasarkan penelusuran litbang MNC Portal Indonesia, keresahan warga terjadi pada 26 Desember 2005. Saat itu, Komunitas Eden mengancam akan mencabut nyawa para ulama bila tetap melanjutkan rencana menggelar tablig akbar di Masjid Maranti, Bungur. Tabliq tersebut mengusung tema membongkar Jibril palsu dan kesesatan Lia Aminuddin. Pimpinan Kerajaan Eden ini dianggap telah menyebarkan faham yang menyimpang dari ajaran Islam.

Pada 26 Desember 2005, warga mendatangi rumah Eden untuk menolak dan menghentikan kegiatan atau meninggalkan rumah yang mereka tempati. Kondisi tersebut membuat warga khawatir peristiwa pengusiran yang diwarnai kekerasan terhadap kelompok Lia di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, terjadi di lingkungan mereka.

Namun keesokan hari, Komunitas Eden seakan bergeming. Mereka tetap menjalankan rutinitas seperti biasa. Mereka juga menyatakan tidak akan pindah dari rumah tersebut walaupun mendapat tekanan dari warga sekitar.

Kemarahan warga memuncak ketika Lia mengaku sebagai malaikat Jibril. Bahkan, mereka berencana menyerbu surga Eden yang berlantai dua. Sejak itu, Komunitas Eden menutup diri.

Takut terjadi hal yang tidak diinginkan, pada 29 Desember 2005 polisi mengamankan Komunitas Eden ke Mapolda Metro Jaya. Ketika itu, Lia dan pengikutnya takut harta dan nyawa mereka terancam oleh warga sekitar. Namun, polisi bersikeras membawa sekira 30 jemaah dan Lia Eden walapun harus dibopong. (305/snc)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.