Taro, Desa Percontohan Penerapan TPS3R

Gubenur Bali, I Wayan Koster bersama Bupati Gianyar, I Made Agus Mahayastra didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya, Anggota DPRD Kabupaten Gianyar foto bersama usai launching Keputusan Gubenur Bali tentang Pedoman Pengolahan Sampah Berbasis Sumber di Desa/Kelurahan dan Desa Adat, sekaligus penyerahan penghargaan kepada lima desa yang sudah menerapkan TPS3R. (kominfo/eka)

GIANYAR | patrolipost.com – Launching Keputusan Gubenur Bali tentang Pedoman Pengolahan Sampah Berbasis Sumber di Desa/Kelurahan dan Desa Adat, sekaligus penyerahan penghargaan kepada lima desa yang sudah bisa menerapkan TPS3R dilaksanakan di Desa Taro, Tegallalang, Gianyar, Jumat (9/4/2021).

Hadir Gubenur Bali I Wayan Koster bersama Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya, Anggota DPRD Kabupaten Gianyar, Kepala OPD Provinsi Bali dan Kepala OPD Kabupaten Gianyar serta kepala desa se-Kabupaten Gianyar.

Gianyar merupakan salah satu daerah pariwisata di Bali yang dikenal dengan Pariwisata Berbasis Budaya. Bahkan menjadi salah satu kunjungan wisata dunia, tentu membuat pergeseran kehidupan masyarakat Gianyar menjadi masyarakat modern, di mana sampah merupakan salah satu masalah yang dihadapi di era modern saat ini.

Bupati Gianyar Made Mahayastra mengatakan di Gianyar sudah melaksanakan pengolahan sampah berbasis sumber di beberapa desa yang menjadi pilot project. Yang terpilih menjadi desa percontohan adalah Desa Taro. Bahkan di desa-desa yang lainnya juga sudah mulai bergerak menerapkan TPS3R. Yang paling lengkap ada di Desa Taro.

TPS3R adalah kepanjangan dari Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle. Ini merupakan sistem dan teknologi pengolahan sampah dari hulu.

Bupati Mahayastra menambahkan, Program TPS3R di Kabupaten Gianyar bersinergi dengan Program Puspa AMAN (pusat pangan alami mandiri asri dan nyaman). Sesuai dengan misi pertama nya sebagai Bupati Gianyar yaitu “Membangun pertanian yang produktif, efesien dan mandiri”. Program Puspa Aman menjadi salah satu program unggulan di Kabupaten Gianyar.

Program Puspa Aman merupakan upaya pemerintah Gianyar mengajak masyarakat memanfaatkan lahan di desa yang tidak produktif untuk dikembangkan sebagai penghasil pangan dalam memperbaiki gizi masyarakat, sekaligus juga bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan desa itu sendiri.

Salah satu produk yang dihasilkan TPS3R yaitu pupuk organik, selain dijual juga dapat dimanfaatkan dalam program Puspa AMAN untuk mengembangkan kebun bibit sebagai penyedia bibit tanaman dan juga dalam membuat demplot sebagai laboratorium lapangan, sarana edukasi bagi anggota kelompok dalam mengembangkan kebun pekarangan dan lahan sekitar tempat tinggal.

Dalam kesempatan tersebut Ny Surya Adnyani Mahayastra mengatakan Program Puspa Aman bernafaskan “Hatinya PKK”. Yang mana Program Hatinya PKK (Halaman Teratur Indah dan Nyaman) memiliki konsep pemanfaatan halaman pekarangan berupa taman yang dapat ditanami tanaman yang bermanfaat bagi kebutuhan keluarga. Sehingga dapat menekan biaya pengeluaran keluarga serta meningkatkan kesejahteraan keluarga. Guna mensukseskan program ini PKK Kabupaten Gianyar melalui Puspa AMAN menyalurkan sejumlah bantuan tanaman kepada anggota PKK di desa-desa.

Kepala Desa Taro I Wayan Warka mengatakan awalnya dirinya memulai melaksanakan TPS3R mulai dari awal tahun 2020. Dirinya mengaku bahwa MPH Yayasan Merah Putih Hijau yang pertama mengedukasi dirinya bersama warga Desa Taro. Selain itu dirinya juga mengeluarkan Perdes (Peraturan Desa) pada tahun 2020, serta diturunkan lagi menjadi pararem dan awig-awig Desa Adat, agar Desa Dinas dan Desa Adat bersinergi untuk saling menguatkan tugas masing-masing. Dikarenakan desa adat juga harus bertanggung jawab kepada warganya.

“Harus dibuatkan awig-awig dan pararem, agar warganya taat dan tidak lagi membuang sampah ke sungai, ladang, dan juga ada sanksinya,” kata I Wayan Warka.
Serta untuk lebih menguatkan lagi , dirinya juga membentuk tim kader kebersihan yang berjumlah 3 orang di masing-masing banjar. Dimana fungsi dari tim tersebut untuk menguatkan dan membantu komunitas yang ada di pengelolaan sampah. Semua warga Desa Taro sudah sadar memilah sampah mulai dari rumahnya dan ditampung pada karung.
Untuk hasil pupuk kompos, dipergunakan untuk padat karya masyarakat Desa Taro dan kebun Puspa AMAN Desa Taro.

“Itu semua sudah menggunakan pupuk organik, dan terbukti hasilnya bagus sehingga Desa Taro mendapatkan Sertifikat Organik yaitu adanya kembali binatang kunang-kunang ada di Desa Taro,” ujar I Wayan Warka. (kominfo/eka)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.