Selamat Jalan ‘Presiden Malioboro’ Umbu Landu Paranggi!

Umbu Landu Paranggi (dok/wianta fundation)

DENPASAR | patrolipost.com – Sastrawan asal Sumba Timur NTT, Umbu Landu Paranggi berpulang dalam usia 77 tahun. Penyair bergelar ‘Presiden Malioboro’ ini menghembuskan napas terakhir dalam perawatan di RS Bali Mandara Sanur, Denpasar, Selasa (6/4/2021) dinihari.

Kabar kepulangan Umbu Landu Paranggi bermunculan di media sosial para seniman dan penyair di seluruh negeri. Kepergian penyair yang rendah hati ini menimbulkan duka mendalam di kalangan para seniman, baik yang mengenalnya langsung maupun hanya melalui karya-karyanya.

Bacaan Lainnya

Sahabat kita, Bung Umbu Berpulang. Guru batin kami pamitan dini pagi tadi. Kawan-kawan yang berjaga di Rumah Sakit Bali Mandara mengabari, pukul 03.55 Wita. Mohon maaf dan perkenan doa teman-teman bagi penyair rendah hati yang tulus ini, semoga lapang jalan pulangnya dalam naungan Kasih Sang Maha Indah,” demikian tulis penyair Warih Wisatsana di akun IG @wisatsana.

Warih mengatakan Umbu dirawat di rumah sakit milik Pemprov Bali itu sejak 3 April 2021. Rencananya jenazah akan dimakamkan di Sumba.

“Kami masih menunggu kedatangan keluarga dari Sumba,” kata Warih, dikutip dari Indobalinews, Selasa (6/4/2021) pagi.

Kata Warih, Gubernur Bali Wayan Koster dan istri, Putri Suastini yang juga penyair, memberikan perhatian khusus kepada Umbu selama dalam perawatan.

Pemilik nama lengkap Umbu Wulang Landu Paranggi itu lahir di Kananggar, Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, 10 Agustus 1943. Umbu mengenyam pendidikan di SMA Bopkri Yogyakarta, kemudian kuliah di Jurusan Sosiatri, Fakultas Sosial Politik, Universitas Gadjah Mada dan Fakultas Hukum, Universitas Janabadra.

Pada 1970-an ia membentuk Persada Studi Klub (PSK) yang merupakan komunitas yang mewadahi kegiatan  apresiasi dan kreativitas sastra yang berpusat di Malioboro, Yogyakarta. Ia pun disebut sebagai Presiden Malioboro. PSK melahirkan sejumlah pesohor di antaranya Emha Ainun Nadjib.

Umbu yang berasal dari keluarga bangsawan ini tak mau mewarisi harta dan kedudukan di Sumba. Ia memilih hidup mengembara ‘di jalan puisi’.

Setelah dari Yogyakarta, Umbu bermukim di Bali mengasuh rubrik sastra di Bali Post yang melahirkan banyak penyair. Beberapa bulan terakhir ia berpindah ke harian NusaBali mengelola halaman sastra.

Atas dedikasinya pada dunia kesusastraan, Pemprov Bali memberikan Penghargaan Dharma Kusuma pada 2018 dan Bali Jani Nugraha pada 2020.

Umbu juga menerima penghargaan lain yakni Anugerah Kebudayaan 2018 dari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, Penghargaan Pengabdian pada Dunia Sastra dari Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan pada 2019 serta penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta penghargaan Akademi Jakarta 2019 atas jasa Umbu membina sastra Indonesia selama 50 tahun. (*/807)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.