BNPB: Korban Longsor dan Banjir Flores Timur 41 Orang Tewas

Tampak warga Adonora memeriksa kondisi rumah mereka yang luluh lantak dihantam banjir. (ist)

JAKARTA | patrolipost.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak  41 orang meninggal dunia akibat bencana banjir bandang disertai longsor yang terjadi di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Update korban tewas itu disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam jumpa pers secara virtual, Minggu (4/4/2021).

Dalam kesempatan itu, Raditya meralat data korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Kabupaten Flores Timur dari 44 orang menjadi 41 orang.

Bacaan Lainnya

“Untuk korban jiwa sekali lagi masih dalam proses pendataan, memang di awal sempat muncul data 44 (orang meninggal) adalah data yang dihimpun dari teman-teman yang ada di lapangan,” ujar Raditya.

“Namun setelah kami sampai di lapangan (lokasi bencana) dan melakukan verifikasi ulang saat ini kami mendapatkan data 41 orang meninggal dunia,” imbuhnya.

Lebih lanjut ia juga menjabarkan terkait jumlah korban luka-luka hingga jumlah KK yang terdampak akibat banjir  bandang di Kabupaten Flores Timur.

“Selain korban tewas, terdapat 9 orang luka-luka, 27 orang hilang, dan 49 KK terdampak dalam pendataan,” jelasnya.

Data tersebut, kata Raditya dikumpulkan pada Minggu (4/4/2021) pukul 17.30 WIB. Oleh karena itu, data dapat berubah seiring penanganan di lapangan.

“Data ini sangat dinamis tentunya dan kami juga sedang melakukan verifikasi ulang dengan daerah. Jadi ini data per hari ini Pukul 17.30 WIB,” tegas Raditya.

Raditya mengungkapkan terdapat 4 kecamatan yang terdampak banjir bandang tersebut yakni Kecamatan Ile Boleng, Adonara Timur, Wotan Ulumado,  dan Kecamatan Adonara Barat.

Adapun kerugian materil yang terdata hingga Minggu sore ini, BNPB mencatat puluhan rumah warga di Desa Lamanele Kecamatan Ile tertimbun lumpur, 5 jembatan putus, puluhan rumah di Kecamatan Adonara Barat terendam banjir serta pemukiman warga sekitar hanyut terbawa banjir.

Sementara itu Bupati Flores Timur Antonius Gege Hajon mengatakan hingga Minggu sore, jumlah korban longsor dan banjir di Flores sedikitnya ada 67 orang meninggal dan puluhan warga diduga masih terjebak longsor.

Sedangkan Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Boli menjelaskan, 63 warga di Desa Nelelamadike, Kecamatan Ileboleng, Flores Timur, NTT, tewas tertimbun longsor dan empat orang dari desa Waiburak dan dari kelurahan Waiwerang Kota.

Di Kecamatan Adonara Timur, banjir menewaskan empat orang dan memporakporandakan puluhan rumah warga di Waiwerang, Kelurahan Waiwerang Kota dan Desa Waiburak. “Empat korban sudah ditemukan,” ujar Agustinus seperti dikutip dari Kompas.com. (807)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.