Meski Pandemi, Sagung Antari Jaya Negara Harapkan WHDI Denpasar Tetap Produktif Gelar Pelatihan Banten

Pelatihan membuat upakara Banten Sambutan Gedung Wanita Santi Graha Denpasar.

DENPASAR | patrolipost.com – Pelatihan membuat upakara kembali digelar Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar selama 4 hari. Pelatihan ini dibuka Ketua WHDI Kota Denpasar Ny Sagung Antari Jaya Negara di Gedung Wanita Santi Graha Denpasar, Kamis (1/4/2021).

Pelatihan ini melibatkan para peserta dari WHDI di 4 kecamatan. Hari pertama melibatkan WHDI Kecamatan Denpasar Utara.

Bacaan Lainnya

Ny Sagung Antari Jaya Negara menyampaikan, pelaksanaan pelatihan tetap pada disiplin Prokes, penggunaan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Di samping itu para peserta dari WHDI kecamatan dibatasi hanya sebanyak 20 orang. Meski dalam masa pandemi Covid-19, para WHDI diharapkan selalu produktif melakukan pelaksanaan pelatihan.

“Setiap pelaksanaan pelatihan diikuti 20 orang peserta dari utusan WHDI kecamatan yang ada. Tentu kami selalu menekankan pada Prokes,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan bahwa kegiatan pelatihan ini menekankan pada pelatihan Banten Sambutan. Banten Sambutan tersebut, telah lumrah di buat oleh para ibu-ibu setiap otonan, maupun pada Hari Suci Galungan dan Kuningan.

“Sehingga pada pelatihan ini kita tekankan kembali pada cara pembuatan, bahan, hingga simbul dan arti dari setiap tatanan pembuatan Banten Sambutan ini,” terangnya.

Selanjutnya, diharapkan dalam pelatihan ini para ibu-ibu dari WHDI kecamatan dapat memahami dalam pembuatan Banten Sambutan serta dengan simbol-simbol yang ada dalam setiap isian Banten Sambutan.

“Dari pelatihan ini diharapkan ada timbal balik bagi ibu-ibu WHDI kepada lingkungan dalam membuat Banten Sambutan. Kalau bisa buat Banten Sambutan sendiri alangkah baiknya,” terang Ny Antari Jaya Negara.

Sementara narasumber pelatihan Banten Sambutan, Ni Wayan Sukerti mengungkapkan bahwa setiap tatanan membuat Banten Sambutan ada arti dan simbol sesuai dengan sastra Agama Hindu. Banten Penyambutan sebagai sarana upacara khususnya di Kota Denpasar pada saat memiliki anak yang telah giginya tanggal atau istilah Balinya maketus. Selain itu, ada juga masyarakat menghaturkan Banten Sambutan pada saat Hari Suci Galungan dan Kuningan serta pada peringatan hari lahir atau otonan.

“Ini sudah biasa dibuat masyarakat di Denpasar, serta banten ini sangat penting sekali sesuai dengan sastra Agama Hindu,” ujarnya.

Sukerti menuturkan, isian dari Banten Sambutan ini diantaranya beras, buah-buahan, nasi, air suci atau tirta, canang hingga sarana lainnya. Penempatan posisi sarana seperti penyeneng, buah-buahan dan sampian sudah ada aturan sesuai sastra dan tentunyq harus tepat serta tidak boleh salah. Terutama upakara ini sebagai persembahan suci kepada Ista Dewata.

Salah satu peserta dari Kelurahan Ubung, Peni menyampaikan ucapan terima kasihnya atas digelarnya pelaksanaan pelatihan Banten Sambutan. Pihaknya mengaku bahwa sering membuat Banten Sambutan, namun baru kali ini dapat lebih memahami tentang isiian dari Banten Sambutan yang memiliki arti serta simbol tersebut. (cr02)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.