Penyebab Utama Lakalantas adalah Perilaku Pengemudi yang Tidak Aman

Webinar bertajuk "Indonesia Bangkit: Pulihnya Mobilitas dan Tingkatkan Kesadaran Berperilaku Aman dan Selamat saat Berada di Jalan," Selasa (30/3/2021).

JAKARTA | patrolipost.com – Salah satu penyebab utama terjadinya kecelakaan lalu lintas (lakalantas) adalah perilaku pengemudi yang tidak aman. Melihat tingginya angka fatalitas lakalantas, PT Asuransi Adira Dinamika Tbk (Adira Insurance) menyadari pentingnya meningkatkan kepedulian masyarakat akan keselamatan jalan.

Direktur Adira Insurance Wayan Pariama mengungkapkan, Adira Insurance menggagas program CSR “I Wanna Get Home Safely” (IWGHS), sebuah kampanye yang menggaungkan pesan keselamatan jalan bagi masyarakat luas di Indonesia, yang sudah berjalan selama lebih dari 10 tahun.

Bacaan Lainnya

“Kami melihat bahwa untuk meningkatkan kesadaran berperilaku aman dan selamat, diperlukan edukasi keselamatan berkendara yang meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pengguna jalan,” katanya.

Pernyataan itu disampaikan Wayan Pariama di sela webinar bertajuk “Indonesia Bangkit: Pulihnya Mobilitas dan Tingkatkan Kesadaran Berperilaku Aman dan Selamat saat Berada di Jalan, Selasa (30/3/2021). Turut hadiri, Kasi Produk Dikmas Ditkamsel Korlantas Polri AKBP Danang Sarifudin SIK, Head of Business Digest Rohmat Purnadi selaku, Head of Government Relations Adira Insurance Wayan Pariama, dan Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas.

Salah satu program dalam IWGHS adalah Indonesia Road Safety Award (IRSA), merupakan penghargaan kepada Pemerintah Kota dan Kabupaten yang memiliki penerapan tata kelola keselamatan jalan terbaik di Indonesia. IRSA digagas dengan tujuan untuk menurunkan angka kecelakaan dan fatalitasnya di Indonesia dan mengajak seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, pihak swasta, masyarakat, dan berbagai pihak lainnya untuk peduli terhadap keselamatan jalan.

Tahun ini, menyesuaikan dengan situasi pandemi Covid-19, Adira Insurance melakukan beberapa penyesuaian dalam pelaksanaan IRSA demi mengutamakan keselamatan dan keamanan seluruh peserta, serta mendukung instruksi pemerintah untuk mengurangi risiko penyebaran Covid-19. Hal ini tidak menyurutkan komitmen Adira Insurance untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berperilaku selamat saat berada di jalan.

Sebagai bagian dari komitmen ini, Adira Insurance melakukan studi pemetaan profil keselamatan jalan di 15 kota yang tersebar di Indonesia melalui Road Safety Behavior Research (RSBR). Berbeda dari program IRSA, riset tahun ini berfokus pada perilaku berkendara masyarakat Indonesia yang mencakup tiga aspek yaitu, pengetahuan, sikap, dan perilaku.

“Keselamatan jalan merupakan tanggung jawab kita bersama, sehingga kesadaran dan perilaku mengemudi yang aman sangat penting dalam mendukung keselamatan jalan.  Hal ini harus menjadi perhatian semua pihak, dan kami berkomitmen untuk dapat berkontribusi dalam mendukung dan menggalakkan peningkatan keselamatan jalan di Indonesia,” jelas Wayan Pariama.

Melalui project IRSA sebelumnya, Adira Insurance melihat implementasi program keselamatan jalan di pemerintah kota dan kabupaten serta persepsi masyarakatnya. Riset tahun ini berfokus pada aspek berbeda yaitu perilaku masyarakat itu sendiri, yang dilakukan dalam periode 3 bulan, sejak Oktober 2020 lalu.

Riset dilakukan berdasarkan 1.500 responden yang tersebar di 15 Kota besar di Indonesia, yaitu; DKI Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, Medan, Padang, Palembang, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, dan Makassar.

Hasil riset menunjukkan bahwa rata-rata indeks keselamatan berkendara di Indonesia mencapai 76%. Nilai tersebut didapat dari aspek pengetahuan (knowledge) mencapai 87%, aspek sikap (attitude) mencapai 83% serta aspek perilaku (behavior) memiliki indeks terendah yaitu 58%.

Diharapkan riset ini dapat membantu mendefinisikan indeks keselamatan berkendara dari pemetaan profil berkendara masyarakat Indonesia dan mengukur risiko dari perilaku masyarakat Indonesia di jalan. Risiko dalam temuan ini tentunya harus dikelola untuk dapat mewujudkan keselamatan jalan.

“Semoga riset ini dapat menjadi inspirasi maupun referensi bagi pemerintah, komunitas, lembaga swadaya masyarakat, pihak swasta lainnya dan masyarakat untuk menerapkan sistem tata kelola keselamatan jalan yang lebih baik di Indonesia,” harap Wayan Pariama. (246)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.