Destinasi Wisata Labuan Bajo Siap Sambut Wisatawan dengan Penerapan Protokol CHSE

Seorang Guide di Pulau Padar tengah memberikan arahan kepada wisatawan, Rabu (24/3/2021).

LABUAN BAJO | patrolipost.com – Labuan Bajo, Destinasi Wisata Super Prioritas di tengah tatanan kenormalan baru telah siap menyambut kembali wisatawan untuk datang berkunjung. Wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo nantinya harus mengikuti Protokol Kesehatan yang sudah secara disiplin diterapkan di berbagai destinasi wisata yang ada.

Penerapan Protokol Kesehatan berbasis CHSE juga dilakukan di setiap hotel yang ada di Labuan Bajo. Penyambutan wisatawan ke Labuan Bajo nantinya akan mematuhi penerapan Protokol Kesehatan hal ini disampaikan pada kegiatan simulasi panduan pelaksanaan Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability atau CHSE pada kegiatan MICE (Meeting, Insentif, Convention, Exhibition) oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Direktorat Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, & Pameran (MICE).

Bacaan Lainnya

Selain itu Direktorat MICE (Meeting, Insentif, Convention, Exhibition) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama sejumlah media di beberapa Destinasi Wisata yang ada di Taman Nasional Komodo (TNK), seperti Pulau Padar, Pink Beach, Loh Liang Pulau Komodo, penerapan Protokol Kesehatan kebersihan, kesehatan, keselamatan dan Kelestarian Lingkungan diterapkan secara disiplin baik oleh petugas setiap destinasi wisata maupun oleh wisatawan yang berkunjung.

Simulasi sekaligus pemantauan di lapangan oleh tim pendamping dari Direktorat MICE Kemenparekraf dan sejumlah media ini menemukan bahwa setiap wisatawan yang hendak berkunjung ke sejumlah Destinasi Wisata yang ada di Taman Nasional Komodo diharuskan melakukan pemeriksaan rapid Antigen. Di Lokasi wisata, wisatawan harus lebih dahulu mengukur suhu tubuh oleh petugas, mencuci tangan serta wajib mengenakan masker. Selain Itu wisatawan juga diwajibkan untuk tetap menjaga jarak saat berwisata.

“Simulasi ini merupakan kegiatan mempraktekan sekaligus memantau bagaimana penerapan protokol kesehatan CHSE di beberapa Destinasi Wisata dilaksanakan. Kami ingin memastikan panduan itu diterapkan dengan sedisiplin mungkin agar mampu memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi wisatawan. Jika semua itu sudah dijalankan dengan baik maka destinasi wisata di Indonesia, khususnya Labuan Bajo dianggap sudah siap dan mampu menerima wisatawan, baik nusantara maupun luar negeri,” jelas Anidyari Kusumastuti, salah satu anggota tim pendamping Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran (MICE) Kemenparekraf saat melakukan simulasi Pulau Komodo, Rabu (24/3).

Sementara itu, Wahyu, salah seorang pemandu wisata (ranger) di Pulau Komodo menuturkan penerapan Protokol Kesehatan dengan basis kebersihan, kesehatan, keamanan dan kelestarian lingkungan wajib dijalankan oleh setiap pandu wisata yang ada di Loh Liang, Pulau Komodo. Kegiatan ini sudah berlangsung selama beberapa bulan terkakhir.

“Kami para ranger diharuskan untuk selalu mengenakan masker, selain itu untuk petugas yang ada di bagian depan gerbang, mereka wajib melakukan pengecekan suhu tubuh, wajib mempersilakan tamu untuk mencuci tangan di tempat yang sudah disiapkan. Selain itu saat trekking, ranger diwajibkan mengingatkan tamu untuk menjaga jarak. Kami juga harus ingatkan tamu untuk tidak membuang sampah sembarangan. Yang paling penting juga itu mengingatkan tamu untuk selalu pakai masker. Kondisi ini sudah berlangsung beberapa bulan belakangan,” ujarnya.

Kebersihan area di sekitar juga menjadi perhatian utama para ranger, selain mengisi kegiatan waktu luang saat tidak ada wisatawan yang berkunjung dengan kegiatan memilih sampah, menjaga kebersihan toilet menjadi tanggung jawab semua pihak. Baik toilet pria dan wanita dijaga untuk tetap bersih dan memastikan air selalu tersedia.

Selain destinasi wisata yang ada di TNK, destinasi wisata lainnya yakni Desa Wisata Liang Ndara serta Gua Rangko juga telah menerapkan Protokol Kesehatan berbasis CHSE dengan baik. Desa Wisata Liang Ndara diketahui telah memiliki sertifikat CHSE dari Kemenparekraf dan merupakan contoh Desa Wisata berkelanjutan yang sudah sejak lama menerapkan Protokol Kesehatan dalam menyambut wisatawan yang berkunjung.

“Untuk CHSE mulai sejak tahun 2020 kami sudah kembangkan bahwa setiap kita harus menjalankan CHSE. Dari sisi kesehatannya, kita harus menggunakan masker. Desa mengeluarkan dana untuk APD. Untuk Air juga sudah kita siapkan proposal ke Pamsimas,” ujar Karolus Vitalis, Kepala Desa Liang Ndara, kepada tim pendamping MICE, Sabtu (25/3).

Dia menambahkan, kebersihan lingkungan sudah dilakukan dan ada kesadaran dari masyarakat soal sampah. Rambu-rambu juga sudah dibuat di sekitar area destinasi wisata atau wilayah khusus terkait ke mana arah saat keadaan darurat. Dan soal kelestarian lingkungan, desa sudah punya aturan, baik adat maupun secara tertulis bahwa masyarakat harus menjaga lingkungan. Kawasan hutan atau kebun – kebun masyarakat tidak ada sistem bakar. Pengetahuan masyarakat sudah tumbuh, tidak perlu menebang hutan tapi bagaimana potensi itu menjadi sumber pendapatan.

Selain destinasi wisata, semua hotel yang ada di Labuan Bajo saat ini tengah mengikuti kegiatan proses sertifikasi CHSE yang diprakarsai oleh Kemenparekraf. Hingga Saat ini, terdapat empat hotel yang telah mengantongi sertifikat CHSE, yakni hotel Ayana, Jayakarta Hotel, Plataran Hotel serta Inaya Marina Bay Hotel.

Simulasi pelaksanaan CHSE juga dilakukan di beberapa hotel yang ada di Labuan Bajo. Salah satunya hotel Jayakarta yang menjadi tempat simulasi panduan pelaksanaan Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability atau CHSE pada kegiatan MICE yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Direktorat Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, & Pameran (MICE), Selasa (23/3).

“Saat ini setiap wisatawan luar negeri yang hendak melakukan reservasi pasti menanyakan apakah hotel kita sudah memiliki sertifikat tersebut. Itu sangat penting bagi mereka dan hotel kami pun sudah siap menerapkan CHSE pada setiap penyelenggaraan MICE di hotel kami,” ujar Reynes Sahadoen, General Manager Jayakarta Hotel. (334)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.