Jadi Pilot Project Zona Hijau, Warga 33 Banjar di Ubud Divaksin Massal

Gubernur Bali, I Wayan Koster meninjau pelaksanaan vaksinasi massal sistem banjar di Kawasan Ubud, Senin (22/3). (kominfo/dd)

GIANYAR | patrolipost.com – Gubernur Bali, I Wayan Koster meninjau pelaksanaan vaksinasi massal sistem banjar di Kawasan Ubud, Senin ( 22/3). Koster mengungkapkan bahwa sistem vaksinasi berbasis banjar yang dilakukan di Ubud merupakan inovasi baru dalam manajemen vaksin demi terwujudnya percepatan vaksinasi.

“Yang istimewa yang menarik dari Gianyar adalah inovasi manajemen vaksin yang betul-betul berbasis banjar dan melibatkan semua organisasi perangkat daerah. Masing-masing banjar sebagai penanggung jawab dan melibatkan Rumah Sakit Pemerintah maupun swasta jadi semua pihak diajak berkontribusi berpartisipasi untuk melaksanakan vaksinasi,” tutur Koster.

Lebih lanjut Koster menuturkan vaksinasi massal di kawasan Ubud yang dijadikan zona hijau oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Bali sebagai zona hijau yang nanti pada saatnya boleh dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Oleh karena itu kawasan Ubud diprioritaskan diberikan vaksinasi. Jumlah penduduknya termasuk tenaga kerja yang dari luar Ubud namun bekerja di Ubud totalnya mencapai 47.000 orang. Koster meyakini bahwa apa yang dilakukan Bupati Gianyar dengan manajemen vaksin yang berbasis banjar dengan melibatkan semua dinas atau organisasi perangkat daerah dapat mempercepat proses vaksinasi.

Harapannya vaksinasi sistem banjar yang diterapkan Bupati Mahayastra dapat menjadi contoh manajemen vaksin yang efektif dan bisa diterapkan di kabupaten lainnya. “Saya berharap agar nantinya apa yang diterapkan di Gianyar oleh Bupati Gianyar bisa dilakukan di kabupaten yang lainnya sehingga percepatan vaksinasi di Provinsi Bali yang diprioritaskan oleh presiden dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan target yang ditentukan,” ujar ketua DPD PDI Perjuangan Bali tersebut.

Sementara itu, Bupati Gianyar I Made Mahayastra mengungkapkan vaksinasi yang dilakukan di kawasan Ibud merupakan persiapan menyongsong dibukanya kembali kunjungan wisatawan. “Karena dari dulu harapan masyarakat Ubud agar pariwisata dibuka, namun mereka tidak tahu langkah-langkahnya. Langkah awalnya harus kita pastikan semua masyarakat sudah divaksin dan kita lakukan hari ini. Disamping itu semua, perusahaan sudah memiliki sertifikat CHSE (Clean, Health, Safety, and Environment) dan juga manajemen protokol kesehatan di masing-masing perusahaan, hotel, dan restoran sehingga kedepan ketika saatnya pariwisata dibuka kita sudah siap untuk menerima kunjungan wisatawan,” papar Bupati Mahayastra.

Mahayastra memaparkan bahwa vaksinasi massal berbasis banjar diberikan kepada 32.000 orang dari 47.000 orang yang telah didata. Vaksin tahap kedua akan diberikan setelah 8 minggu melakukan vaksin pertama . “Mengingat vaksin yang diberikan baru tidak menggunakan Sinovac perlu waktu 8 Minggu untuk vaksin kedua jadi kita punya persiapan. Kalau ada sisa kita bawa ke daerah Mas dan Peliatan dan mudah-mudahan secepatnya Ubud menjadi motor bangkitnya pariwisata Bali,” harapnya. Disamping itu, Ubud juga dijadikan pilot project zona kawasan hijau bebas Covid oleh pemerintah pusat.

Mahayastra juga mengucapkan terimakasih atas antusiasme dan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksin. ”Saya hari ini mengucapkan terima kasih kepada masyarakat karena dukungan dan kesadarannya yang luar biasa,” pungkas Mahayastra.

Desa-desa yang menjadi fokus pelaksanaan vaksin yaitu Desa Kedewatan, Sayan, Petulu dan Kelurahan Ubud dengan jumlah banjar mencapi 33 banjar. Vaksinasi massal sistem banjar menuju Ubud hijau dipastikan selesai dalam waktu lima hari. (kominfo/abg)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.