Gus Adhi: 42 Tahun YPNR Turut Hadir Mengisi Pembangunan Negeri

Nampak AA Bagus Adhi Mahendra Putra bersama peserta dan panitia lomba dalam rangka menyambut HUT ke 42 Yayasan Pendidikan Ngurah Rai

 

Bacaan Lainnya

 

BADUNG | patrolipoat.com – Yayasan Pendidikan Ngurah Rai (YPNR) yang didirikan pada tahun 1979 oleh I Gusti Ketut Adiputra kala itu dianggap sebagai jawaban atas keinginan masyarakat sekitar yang merindukan pendidikan. Apalagi kala itu tak satupun lembaga pendidikan ada di seputaran wilayah Kerobokan, jadi ketika masyarakat ingin mengenyam bangku pendidikan harus pergi ke Denpasar.

Atas inisisatif seorang Adiputra yang menjabat sebagai Ketua LKMD Desa Kerobokan, dengan kesadarannya sendiri merubah kandang ayam miliknya menjadi sebuah sekolah. Padahal waktu itu ayam peliharaannya ada sekitar 4 ribu ekor.

Seiring dengan semangat Adiputra yang juga Anggota DPRD Kabupaten Badung bersama teman-temannya kemudian mendirikan Yayasan Pendidikan Ngurah Rai di atas lahan yang sebelumnya dijadikan kandang ayam.

“Awal, beliau mendirikan SMA Ngurah Rai yang dilanjutkan dengan mendirikan SMP Ngurah Rai,” sebut  AA Bagus Adhi Mahendra Putra yang tak lain putra pertama Almarhum Adiputra, disela lomba menyambut HUT ke 42 Yayasan Pendidikan Ngurah Rai di Badung (16/3/2021).

AA Bagus Adhi Mahendra Putra yang kini selaku Anggota Komisi IV DPR RI atau yang kerap disapa Gus Adhi, putra almarhum Adiputra ini juga pernah mengenyam pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) angkatan ketiga di sekolah yang didirikan Ayahandanya, tamatan tahun 1986.

Gus Adhi yang kini juga sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Ngurah Rai, menyampaikan dengan semangat kebersamaaan yayasan ini dibangun dan dijalankan seiring semangat dan tujuan Pahlawan I Gusti Ngurah Rai yaitu bagaimana berjuang untuk bebas dari kebodohan dan menciptakan Desa Kerobokan bebas dari kebodohan tersebut.

“Dengan berdirinya sekolah ini niat luhur menciptakan masyarakat yang maju, mandiri, siap bersaing serta tangguh dalam menghadapi tantangan kedepan bisa diwujudkan,” tuturnya.

Berbagai prestasi mampu diraih sekolah Ngurah Rai di berbagai bidang sepanjang berdirinya sekolah ini. Dan selalu aktif tampil di TVRI kala itu dengan kesenian kulintangnya.

Begitulah sepenggal perjalanan Sekolah Ngurah Rai yang saat itu belum ada sekolah-sekolah lain di seputaran Kerobokan yang saat ini telah berusia 42 tahun.

Menghadapi tantangan kedepannya terutama disaat pandemi Covid-19, Gus Adhi berpandangan pentingnya menginisiasi  kegiatan yang positif  misal, bagaimana Yayasan Pendidikan Ngurah Rai menggandeng “SOKSI Z” yang tak lain merupakan generasi milenial bentukan Amatra sebagai generasi penerus Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) agar memiliki daya saing kedepannya.

“Seiring dan seirama pihak sekolah menggandeng SOKSI Z menggelar lomba dalam rangka ulang tahun Yayasan Pendidikan Ngurah Rai,” tutur Gus Adhi yang juga sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah SOKSI Provinsi Bali.

Lima kategori lomba diselenggarakan diantaranya, lomba MC, story telling, lomba puisi, mesatua dan speech contest dimulai dari tanggal 8 Maret 2021 dan puncaknya tanggal 16 Maret 2021 dengan total hadiah Rp 10 juta.

“Lomba kita sesuaikan dengan kondisi pandemi, lomba dilakukan secara virtual yang diikuti 84 peserta lintas provinsi,” ungkapnya.

Dalam kesempatan ini ia berharap kedepannya pemerintah menjadikan sekolah swasta sebagai mitra. Ia juga berpandangan sekolah-sekolah swasta sebagai pioner sebelum lahirnya sekolah negeri untuk iti juga perlu diperhatikan.

“Sekolah swasta itu harus dibina bukannya dibinasakan,” sentilnya.

Salah satu caranya yaitu ketika penerimaan siswa baru di tahun ajaran baru, sesuaikan dengan kuota yang ada, lebihnya baru ke sekolah swasta, jangan dipaksakan masuk negeri padahal kuotanya tidak ada.

“Harapannya agar sekolah-sekolah swasta yang ada di Kabupaten Badung ini bisa mengabdikan dirinya turut mengisi pembangunan,” imbuhnya.

Dari tempat yang sama, Kepala Sekolah yang juga Ketua Panitia kegiatan, Sang Putu Wahyudi, berpendapat, kegiatan ini disambut antusia para peserta bukan hanya yang tinggal di Badung, namun sampai ke Samarinda, Kalimantan Timur.

“Harapan kita sebagai pengajar bagaimana siswa bisa tetap kreatif di masa pandemi serta menggali potensi mereka,” singkatnya. (wie)

 

 

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.