Mahasiswa Unud Asal Jerman Raih Gelar Doktor Pariwisata

Jorg Martin Krummeck, Dipl, BW, MBA. (ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Jorg Martin Krummeck, Dipl, BW, MBA, seorang mahasiswa Universitas Udayana (Unud) asal Jerman, dinobatkan sebagai mahasiswa internasional pertama yang sukses meraih gelar Doktor Pariwisata, setelah menjalani ujian akhir umum (online) melalui Ujian Terbuka (UT), Rabu (17/2/2021).

Martin, pertama kali datang ke Bali pada tahun 2000, dan pernah bekerja di Indonesia untuk Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jerman-Indonesia di Jakarta selama beberapa tahun.

Bacaan Lainnya

“Sejak pertama kali datang ke Bali pada tahun 2000, saya langsung terpesona oleh keindahan alam Bali dan orang-orang yang ramah. Saya beruntung bisa bekerja di Indonesia selama beberapa tahun dan mengamati tantangan yang dihadapi negara, serta melihat peluang dan potensi yang dimiliki Indonesia di antara negara-negara ASEAN,” ujar Martin Krummeck.

Karena kecintaannya pada Bali dan keterkaitan dengan Unud, ia memutuskan untuk mengikuti Program Studi Doktor Pariwisata pada tahun 2015. Penelitian (disertasi) Martin terinspirasi setelah menyaksikan perkembangan dan pertumbuhan Bali menjadi daerah tujuan pariwisata terkenal di dunia yang telah dikunjungi jutaan wisatawan selama bertahun-tahun.

“Kita tidak dapat menyangkal manfaat positif yang dibawa pariwisata tersebut seperti, lapangan kerja dapat diciptakan, ekonomi tumbuh, infrastruktur meningkat, dan banyak lagi yang lainnya. Namun, lonjakan industri pariwisata juga berdampak pada harga bagi Bali dan masyarakatnya,” kata Martin.

Apalagi dampak negatifnya terhadap lingkungan tidak bisa diabaikan dan terlihat dimana-mana. Juga pengaruh terhadap budaya dan tradisi merupakan ancaman dan mungkin mengubah Pulau Bali secara signifikan.

Oleh karena itu, penelitian Martin fokus pada pariwisata berkelanjutan, khususnya ekowisata dan pengetahuan serta niat wisatawan untuk berpartisipasi dalam ekowisata. “Saya juga melakukan “benchmarking” ekowisata pertama di 22 destinasi di Bali untuk memperjelas destinasi wisata berbasis alam mana yang memenuhi Standar Ekowisata ASEAN,” tutur Martin.

Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa Bali berpotensi untuk diakui dunia sebagai destinasi ekowisata yang luar biasa. Permintaan akan ekowisata dari wisatawan, seperti Generasi Z — sebagai kelompok pelanggan yang paling peduli lingkungan — tumbuh, namun sebagian besar destinasi wisata alam di Bali belum memanfaatkan potensinya.

Sampai sekarang Bali hanya memiliki dua tujuan ekowisata yang sangat bagus menurut Standar Ekowisata ASEAN yaitu, Hutan Monyet di Ubud, Kabupaten Gianyar dan Jatiluwih di Kabupaten Tabanan. Apalagi destinasi yang paling potensial seperti, Batur Global Geopark, Mangrove Forest Conservation Denpasar, dan Taman Nasional Bali Barat masih banyak dibenahi hingga bisa dikenal sebagai destinasi ekowisata unggulan.

Oleh karena itu kata Martin, pemerintah harus mengembangkan konsep visi dan misi pariwisata berkelanjutan untuk Bali, termasuk ekowisata. Destinasi potensial juga perlu ditingkatkan agar diakui sebagai destinasi ekowisata paling luar biasa di Bali.

Melalui upaya bersama publik dan swasta serta pendekatan yang tepat, Bali memiliki peluang untuk mengembangkan industri pariwisata yang berkelanjutan. Pascapandemi Corona, era “new normal” yang fokus pada ekowisata bisa menjadi peluang pariwisata berkualitas jangka panjang di Bali.

“Dengan temuan dan rekomendasi penelitian ini, semoga dapat berkontribusi pada pembangunan pariwisata yang lebih berkelanjutan di Bali. Sehingga, Pulau Bali yang indah ini dapat dilindungi untuk generasi mendatang,” harap Martin.

Dalam kesempatan ini, dihadirkan 10 dosen penguji ujian akhir tahap II (terbuka) mahasiswa PS Doktor (S3) Pariwisata. Masing-masing, Dr Drs I Nyoman Sunarta, MSi (Ketua Dekan), didampingi Prof Dr I Komang Gde Bendesa, MADE, Prof Dr Made Budiarsa, MA, Dr Ir I Gusti Ayu Oka Suryawardani, MMgt, Phd, Prof Dr I Wayan Ardika, MA, Prof Dr Ir Made Antara, MS, Dr Ir AAP Agung Suryawan Wiranatha, MSc, Dr Drs I Nyoman Sunarta, MSi, Dr I Made Sudjana, SE, MM, CHT, CHA, dan Jangkung Handoyo Mulyo, MEc, PhD.

Serta melibatkan 3 dosen penguji undangan akademik ujian akhir tahap II (terbuka) mahasiswa PS Doktor (S3) Pariwisata yaitu, Dr Putu Sucita Yanthy, SS, MPar, Dr Ni Putu Ratna Sari, SSTPar, MPar, dan Dr Yohanes Kristianto, SPd, MHum. (246)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.