Sekjen Partai Demokrat Sebut GPK PD Sebagai Langkah Pembusukan Politik

(Kanan) Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsa bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimukti Yudhoyono.

 

Bacaan Lainnya

 

JAKARTA | patrolipost.com – Munculnya gerakan yang akan mendongkel kepemimpinan Agus Harimukti Yudhoyono selaku Ketua Umum Partai Demokrat, yang menjadi perhatian publik belakangan ini dibenarkan  Sekretaris Jendral Partai Demokrat (PD), Teuku Riefky Harsa dalam siaran persnya, Sabtu (6/2/2021) di Jakarta.

Terkait dengan hal itu pula, disampaikan Teuku Riefky, AHY sempat bersurat kepada Presiden Joko Widodo yang disinyalir melibatkan beberapa menterinya dalam Gerakan Pengambil alihan Kepemimpinan di tubuh Partai Demokrat (GPK PD).

“Berkaitan dengan penjelasan Menteri Sekretaris Negara, Bapak Pratikno, yang menyatakan bahwa Bapak Presiden Joko Widodo tidak berkenan menjawab surat Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dengan argumentasi bahwa gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (yang kami sebut sebagai GPK PD) ini  fakta sebagai permasalahan internal partai,” ungkapnya.

Meski tidak mendapat jawaban dari Presiden, ia sampaikan Partai Demokrat memberikan tanggapan dan pandangan, sebagai berikut: Berkenaan dengan tidak dijawabnya surat Ketum AHY, tentu saja menjadi hak dan kewenangan Presiden Jokowi.  Apalagi, Ketum AHY memohon penjelasan Presiden Jokowi terkait disebutnya nama Kepala Staf Presiden Moeldoko sebagai pihak yang terlibat dalam GPK PD, serta nama pejabat dan pejabat setingkat menteri yang katanya setuju dan mendukung GPK PD tersebut.

Untuk diketahui dan tidak menjadikan salah pengertian, Partai Demokrat tidak pernah menuduh pejabat yang terlibat dalam GPK PD tersebut.  Ada pun yang menyebut nama-nama para pejabat pemerintahan itu berasal dari Saudara  Moeldoko dan para pelaku gerakan yang lain, sesuai dengan kesaksian para kader yang diajak bertemu mereka, melalui surat kami tertanggal 1 Februari 2021 yang lalu, Ketum AHY telah menyampaikan keyakinannya bahwa Bapak Presiden Jokowi, sejumlah pejabat dan pejabat setingkat yang disebut-sebut oleh saudara  Moeldoko atau pelaku GPK PD lainnya, tidak melihat adanya gerakan ini.

Diceritakan, Ketum AHY juga menyampaikan bahwa pejabat-pejabat itu sangat mungkin dicatut namanya digunakan sebagal alat  pembusukan politik.  Partai Demokrat  tetap menghormati Presiden Jokowi dan para pejabat terkait, dan justru tidak ingin para pejabat terhormat itu mendapatkan fitnah apapun.

“Kami berterima kasih  kepada Menko Polhukam dan Menkumham, yang berkenan memberikan klarifikasi bahwa tidak tahu menahu terkait GPK PD tersebut.  Ini membuktikan keyakinan kami bahwa tidak benar jika pejabat negara tersebut terlibat dalam gerakan ini,” tukasnya.

Namun demikian menurut Teuku Riefky, Partai Demokrat masih bertanya-tanya, namun hal itu ditepis dengan tetap menghormati keputusan dan pilihan Presiden Jokowi tersebut.

“Kami tetap berkeyakinan bahwa Presiden Jokowi atau pejabat negara yang namanya disebut-sebut, benar-benar tidak melihat GPK PD, apalagi terlibat.  Namun, kepentingan alasan pemerintah bahwa GPK PD tersebut adalah hanya permasalahan interna!  Partai Demokrat sendiri, Kami memiliki pandangan yang berbeda,” sambungnya, seraya menambahkan, fakta menunjukkan bahwa yang melakukan gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD), bukan hanya segelintir kader & eks kader PD, tetapi benar- benar melibatkan pihak eksternal, dalam hal ini paling tidak KSP Moeldoko. Fakta juga menunjukkan bahwa yang dilakukan saudara Moeldoko bukan hanya sekedar mendukung GPK PD tersebut, tetapi yang bersangkutanlah yang secara aktif dan akan mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat yang sah itu.

“Jadi sangat jelas, bahwa GPK PD tidak hanya gerakan partai internal, atau hanya permasalahan internal partai semata,” tandasnya.

Pada kesempatan ini Teuku Riefky mengapresiasi para kader Partai Demokrat yang telah melakukan deteksi dini dan lapor cepat kepada Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat.  Hal ini membuktikan bahwa Partai Demokrat solid dan terlahir sebagai Partai ldeologis yang menjunjung tinggi integritas dan kehormatan.

“Inilah perwujudan atas apa yang disampaikan Ketum AHY sebagai kode etik keperwira-an dan jiwa seorang kesatria.  Sekali lagi, kami bangga dengan seluruh Kader Partai Demokrat dimanapun berada,” pungkas Teuku Riefky Harsya. (wie)

 

 

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.