Inmemoriam Kapten Afwan Pilot Sriwijaya Air, Pramugari: Sosok yang Kerap Beri Tausiah

Jenazah pilot Sriwijaya Air SJ182, Kapten Afwan dimakamkan di TPU Pondok Rajeg, Kabupaten Bogor. Isak tangis mengiringi prosesi pemakaman Kapten Afwan. Sejumlah pramugari juga turut dalam kesedihan hingga ke pemakaman. (ist)

JAKARTA | patrolipost.com – Pramugari Sriwijaya Air mengungkapkan pesan-pesan terakhir Kapten Afwan, pilot SJ182 yang pesawatnya jatuh di perairan Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu. Kapten Afwan disebut sebagai sosok yang kerap memberikan masukan dan pesan kepada rekan kerjanya.

“Terakhir kita ngobrol itu paling kayak ‘kalian kalau gaji jangan lupa kirim ke anak yatim piatu’. Itu saja pesan terakhir pas ngobrol sama saya. Iya (yang diingat). Karena baru kan terbang sama kapten (Afwan) tanggal 5 Januari 2021,” ujar salah satu pramugari Sriwijaya Air, Maretha, Sabtu (30/1/2021).

Selain itu, Maretha membeberkan kebiasaan Kapten Afwan yang sangat melekat. Menurutnya, Kapten Afwan selalu menunaikan ibadah salat di mana pun dia berada.

“Kapten itu memang setiap terbang, kita nggak sering, terakhir tanggal 5, selalu kalau landing di mana dia selalu salat. ‘Saya salat dulu ya. Kalau mau boarding silakan boarding aja. Nggak usah nunggu saya, saya salat dulu’. Dan selesai itu nggak lagi,” kenangnya.

Ratih, yang juga pramugari Sriwijaya Air, menambahkan Kapten Afwan sering menasihati para pramugari. Namun nasihatnya tidak pernah memaksa.

“Biasanya sih kalau mau nasihati nggak pernah nasihati yang, ‘harus gini harus gitu’. Tausiah sih. Itu saja, tausiahnya yang membuat kita mungkin tadinya seperti apa jadi, ‘o iya, ya seperti ini ya dengan ungkapan Kapten’. Tausiahnya itu ‘oh gini ya, kita harus seperti ini’,” tutur Ratih.

Ratih mengaku sedih karena kehilangan sosok Kapten Afwan yang baik dan penyabar. Meski demikian, Ratih senang jenazah Kapten Afwan berhasil diidentifikasi dan bisa dikubur secara layak.

“Ya memang kita sedih karena kehilangan sosok orang yang baik, yang saleh, penyabar. Di saat mau terbang, di mana pun selalu ingatin kami-kami semua, ibadah nggak pernah lepas. Saya sangat kehilangan. Tapi kami juga bahagia karena sudah pulang ke rumah dan mau dimakamkan dengan layak,” pungkas Ratih.

Sebelumnya, jenazah pilot yang menerbangkan pesawat Sriwijaya Air SJ182, Kapten Afwan, telah dimakamkan. Dia menjadi korban kecelakaan pesawat yang menewaskan seluruh penumpang di perairan Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu. Rupanya, anak dari Kapten Afwan masih menantikan kepulangan sang ayah sebelum akhirnya melihat peti jenazah diantar ke rumah.

“Dua putri ini masih berharap Apih (Ayah)-nya pulang. Karena disangka kan masih terbang,” ujar tetangga Kapten Afwan, Syaeful, di Bumi Cibinong Endah, Sabtu (30/1).

Syaeful berbicara sambil menggunakan mikrofon dan berdiri saat memberi sambutan sebelum jenazah Kapten Afwan dibawa masuk ke rumah duka. Di dekatnya, ada Dirut Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena, kakak sepupu Kapten Afwan bernama Safzan Badar, serta kolega Kapten Afwan yang merupakan para pilot berseragam lengkap.

Jenazah Kapten Afwan tidak langsung dikubur di TPU Pondok Rajeg. Jenazahnya disemayamkan terlebih dahulu di rumah duka selama 1 jam untuk memberi kesempatan kepada keluarga yang ditinggalkan, termasuk anak-anak Kapten Afwan.

“Kenapa disemayamkan di rumah kurang-lebih satu jam, itu adalah memberi kesempatan untuk kedua anak putrinya. Jadi diberikan kesempatan, kurang 1 jam ini akan disemayamkan,” tutur Syaeful. (305/dtc)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.