Terinspirasi Pedagang Eropa, Mayong Sulap Sepeda Gayung Jadi Kedai Kopi

Ketut Astika melayani pelanggan di kedai kopinya, Selasa (26/1/2021). (maha)

DENPASAR | patrolipost.com – ‘Made Kopi’, kedai yang berada di Jalan Raya Puputan, Renon Denpasar ini cukup unik dalam menyajikan menu kopi yang ada. Kedai kopi jalanan ini memanfaatkan sepeda gayung yang telah dimodifikasi untuk meja bar. Di bawah meja juga terdapat kompor.

Pemiliknya adalah Ketut Astika atau biasa dipanggil Mayong. Pria asal Singaraja ini melakukan inovasi usaha di masa pandemi dengan modal terjangkau. Namun, tidak mengurangi kualitas menu kopi yang diraciknya. Pelanggannya pun menjaring dari semua kalangan.

Satu cup kopi hanya dibanderol seharga Rp 8.000 hingga Rp 12.000 saja. Murah dan penuh sensasi. Sembari menikmati suasana jalanan sambil menghirup kopi yang dihidangkan dari atas cargo bike.

“Ide memang dari saya sendiri, saya melihat di Eropa banyak yang melakukan usaha seperti ini, dan saya mencontohnya. Ini juga baru pertama di Denpasar,” kata Mayong ditemui di kedai kopinya, atau tepatnya di kawasan sebelum Renon Plaza, Denpasar, Selasa (26/1/2021).

Meski belum pernah ke Eropa, Ketut Astika atau Mayong, banyak melakukan studi melalui internet. Hasilnya, pria yang sebelumnya berprofesi sebagai guide pariwisata ini, merasa cocok dengan usaha  kedai kopi.

“Saya suka kopi dan saya suka olahraga bersepeda. Jadinya, saya modifikasi sepeda sekaligus menyalurkan kegemaran minum kopi dengan berjualan kopi juga,” ujarnya.

Sejak membuka ‘Made Kopi’ di bulan Oktober 2020, omzet penjualannya tembus 30 hingga 50 cup per hari. Menu yang disajikan hanya 2 jenis yakni, kopi susu dan kopi murni atau kopi hitam. Mayong mengaku, yang paling disukai pelanggan adalah racikan kopi susu.

Di kedai kopinya, Mayong menyediakan 5 jenis kopi yang rata-rata berasal dari produk pertanian lokal Bali. Mayong menyebut, kopi Bali tak kalah dengan kopi yang berasal dari daerah lain. Ia memilih Robusta Pupuan, Robusta Singaraja dan Arabika Kintamani. Sedangkan kopi luar berasal dari Toraja dan Mandailing Natal.

“Kebetulan teman saya roaster juga, jadi saya mengambil kopi dari teman saya,” ujarnya.

Sementara, David, seorang pelanggan kopi di kedai ‘Made Kopi’ mengaku sangat menikmati racikan kopi Ketut Astika atau Mayong. David akhirnya menjadi pelanggan setia. Ia mengetahui kedai kopi tersebut dari kawannya yang telah lebih dulu jadi pelanggan setia Pak Mayong.

“Rasa dan harga sangat sesuai, dan racikannya enak,” kata David. (pp03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.