Waduh! Harga Cabai Melambung Sampai Rp 80 Ribu/kg

Pedagang di Pasar Anyar, Singaraja, Selasa (5/1/2021).

SINGARAJA | patrolipost.com – Setelah perajin tempe dan tahu mengeluh akibat melonjaknya harga kedelai, giliran pedagang di Pasar Anyar Singaraja mengeluhkan harga cabai yang terus merangkak naik mengawali tahun 2021 ini. Pantauan di sejumlah pasar, harga cabai sudah mencapai kisaran Rp 80 ribu dari sebelumnya Rp 40 ribu.

Harga cabai terutama cabai rawit terdeteksi naik sejak sebelum Natal dan Tahun Baru 2021. Para pedagang di Pasar Anyar Buleleng menyebutkan harga komoditas tersebut sebelumnya berada di kisaran Rp 30 ribu dan Rp 40 ribu. Namun mengalami kenaikan hingga puncaknya di Rp 80 ribu/kg.

Bacaan Lainnya

“Sebelum libur natal dan tahun baru harga cabai rawit dikisaran Rp 30 ribu – Rp 40 per kilogram. Dan sekarang sudah diharga Rp 80 ribu,” terang Komang Widya, salah satu pedagang di Pasar Anyar Singaraja, Selasa (5/1/2020).

Ia menyebut, melonjaknya harga cabai rawit itu tak menyurutkan warga membeli salah satu komoditas penting  bagi ibu rumah tangga itu. Bahkan, sejumlah pembeli mengaku menyiasati mahalnya cabe rawit  mencapur dengan cabai merah.

“Sekalipun mahal permintaan masih tetap tinggi. Kan karena komponen penting buat ibu-ibu memasak,” imbuhnya.

Berbeda dengan cabai rawit, harga cabai merah sudah menunjukkan tanda-tanda penurunan. Sebelumnya harga Rp 50 ribu per kg, saat ini sudah di kisaran Rp 32 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogram.

“Berbeda dengan cabai rawit, cabai merah sudah turun harganya,” ucapnya lagi.

Atas melambungnya harga cabai rawit itu, Widya mengaku belum mengetahui penyebabnya. Dia menduga, stok cabai di tingkat pedagang besar lokal sudah makin menipis sehingga terpaksa kebutuhan cabai dipasok dari luar Bali. Hal itu sangat berpengaruh terhadap harga cabai di pasaran.

“Ini (harga naik, red) kemungkinan pemasok di Bali kehabisan stok,” ucapnya.

Merespon kenaikan beberapa komoditas itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng Gede Melandrat diduga berkaitan dengan peralihan musim. Saat musim penghujan tanaman cabai sulit berkembang sehingga persediaan menipis.

Selain itu, Melandrat menuding soal alih fungsi lahan yang menjadi penyebab semakin menyempitnya areal pertanian dan itu menurutnya sangat mempengaruhi produksi komoditas pangan, seperti cabai.

Kendati demikian, ia memprediksi harga cabai tidak lama lagi akan kembali stabil saat musim panen nanti.

“Kenaikan harga cabai tak akan berlangsung lama. Saat sudah ada musim panen akan kembali normal. Tapi hal ini akan tetap mempengatuhi inflasi,” tandasnya. (625)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.