Mengejutkan! Pimpinan Tertinggi JI Bicara Blak-blakan Kepada Polisi, Ini Pengakuannya

Petugas Detasemen Khusus (Densus) 88 saat membawa terduga teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) ke Jakarta. (ist/dok)

JAKARTA | patrolipost.com – Dari pernyataan Para Wijayanto terkait jumlah kader muda Jamaah Islamiyah (JI) yang telah diberangkatkan ke Suriah, Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan bahwa Para Wijayanto telah memberangkatkan tujuh angkatan kader muda Jamaah Islamiah ke Suriah sejak 2013 hingga 2018.

Para Wijayanto yang memiliki nama lain Abang alias Aji Pangesttu alias Abu Askari alias Ahmad Arief aliah Ahmad Fauzi Utomo merupakan Amir (pimpinan tertinggi) terlama. Dia telah memimpin organisasi JI sejak 2008 hingga 2019. Semasa kepemimpinannya, Para Wijayanto mengungkapkan bahwa JI memiliki keinginan mempunyai kontribusi dan bergabung dengan organisasi teroris yang berada di Timur Tengah.

“Untuk itu seluruh anggota JI yang diberangkatkan ke Timur Tengah yang memiliki keahlian bela diri,” kata Argo di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (5/1).

Para menunjuk Karso alias Joko Priyono sebagai pelatih bela diri dan militer di Sasana Beladiri Ungaran, Jawa Tengah dengan harapan keahlian dari pelatihan Anggota JI mampu sejajar dengan atlet hingga pasukan khusus.

Argo menyebutkan bahwa seleksi perekrutan kader muda JI dilakukan dengan ketat. Hanya mereka yang memiliki standar khusus yang bisa bergabung di sasana dengan memprioritaskan lulusan terbaik dari pondok pesantren. Mengapa demikian? Karena mereka yang lulus dari pesantren telah memiliki kemampuan bahasa Arab. Selain itu, mereka juga tidak mudah emosional, memiliki fisik yang baik, dan sehat jasmani.

Kader muda JI dikirim ke Suriah berjumlah 10 hingga 12 orang per angkatan, sehingga dari 2013 hingga 2018, jumlah keseluruhan yang berangkat ada sekira 96 orang. Para kader muda JI memiliki berbagai kemampuan seperti bela diri, kemampuan teknologi informasi, kemampuan medis, bahasa dan manajemen untuk mengurusi logistik, pergeseran anggota, serta transportasi dan mengurus penginapan.

“Sehingga sudah sangat tertata,” kata Argo.

Kemudian, setiap kader muda JI yang diberangkatkan ke Suriah dibekali surat wasiat dan disimpan oleh Amir.

“Ketika nanti yang bersangkutan mati di sana (Suriah), maka akan ditunjukkan kepada keluarganya dan dari pihak pengurus JI akan memberikan santunan kepada keluarganya,” katanya.

Dana operasional yang dikeluarkan JI untuk memberangkatkan tiap angkatan kader muda JI ke Suriah sebesar Rp300 juta. Dana tersebut dihimpun dari para anggota JI di seluruh Indonesia yang berjumlah 6.000 anggota aktif. Ribuan anggota ini menyumbang minimal Rp100 ribu per bulan. Sebelumnya, Irjen Pol Argo menyatakan bahwa JI mengeluarkan biaya sekira Rp65 juta per bulan untuk memberikan pelatihan bela diri dan merakit bom bagi para anggota JI. (305/prc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.