Menginspirasi! Seniman Ini Buat Patung Kepala Macan dari Limbah Ranting Jeruk

Patung kepala macam dari bahan ranting pohon jeruk karya seniman I Ketut Teler. 

BANGLI | patrolipost.com – Selama ini ranting pohon jeruk oleh sebagian besar masyarakat dimanfaatkan untuk kayu bakar. Namun di tangan  I Ketut Teler, limbah alami itu disulap menjadi sebuah karya seni.

Seniman dari Banjar Tembuku Kaja, Desa Tembuku, Bangli ini memanfaatkan ranting pohon jeruk untuk memuat patung kepala macan. Hasil karya seni berupa patung kepala macan tersebut diletakkan di pintu masuk rumahnya. 

Ketut Teler yang merupakan seniman lukis mengaku terinspirasi membuat patung kepala macan berbahan rating pohon jeruk dari alam.

Menurutnya, selama ini ranting pohon jeruk dipandang sebelah mata  dan hanya dimanfaatkan untuk kayu bakar. Melihat realita tersebut, dia terinspirasi untuk memanfaatkan rating tersebut menjadi sebuah karya seni.

“Keliling-keliling di tegalan, dapat ide untuk memanfaatkan ranting jeruk ini. Kalau kita di desa ranting biasanya digunakan sebagai kayu bakar. Tapi saya coba untuk mengolahnya,” ungkapnya, Senin (28/12/2020). 

Diakui jika baru pertama kali dirinya membuat karya dalam bentuk 3 demensi. Sebelumnya berjibaku pada seni lukis. Karya pertamanya ini meliputi kepala macan. Yang mana ini terinspirasi pada sosok penguasa hutan.

“Sekuat apa pun, kembali lagi pada alam,” sebutnya. 

Ditanya rencana untuk membuat patung secara utuh, Ketut Teler mengaku masih pikir-pikir. Sementara itu karya perdananya ini tinggi 3 meter dengan lebar 2,5 meter. Karyanya ditempatkan di pintu masuk rumahnya, dengan harapan bisa jadi icon dan menginspirasi. Sehingga muncul ide-ide dan kreatifitas bagi orang lain. 

Patung dari ranting jeruk tersebut dibuat sekitar satu bulan. Dalam proses pengerjaan terkendala hujan, sehingga tidak bisa full dikerjakan setiap harinya. Ketut Teler mengaku dibantu oleh anak-anaknya maupun pemuda di lingkungan rumahnya. Untuk menghasilkan karya ini, menghabiskan 4 pick up ranting pohon jeruk.

”Ranting jeruk kami dapat dari teman yang ada di Desa Dausa, Kecamatan Kintamani,” sebutnya.

Disinggung terkait proses pembuatan diawali dengan membuat rangka dari anyaman bambu. Baru setelah itu ranting pohon jeruk disusun dan ditempel pada rangka anyaman.

“Untuk menempel ranting dilakukan secara hati-hati, karena salah sedikit saja akan berpengaruh pada bentuk. Untuk menempel ranting-ranting tersebut menggunakan lem,” sebutnya.

Selain itu, dirinya juga menggunakan beberapa jenis kayu untuk bagian gigi dari patung tersebut. Agar lebih tahan lama, ranting pohon jeruk diberi pelapis.

“Bagi warga yang ingin sekadar foto dengan latar patung kepala macan silakan saja datang,” ujarnya. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.