Audensi Dengan Kadis Pariwisata Provinsi Bali, ASITA Pahami “Big Picture” SE Gubernur Bali

Salam tangguh DPD ASITA Bali bersama Kadis Patiwisata Bali.

 

Bacaan Lainnya

 

DENPASAR | patrolipost.com – Didorong aspirasi anggotanya, DPD ASITA Bali melakukan audiensi dengan Kadis Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa, Kamis (17/12/2020) di Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Renon.

Pertemuan berlangsung hangat dengan diawali perkenalan Kepengurusan DPD ASITA Bali 2020-2025 dengan Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Perkenalan ini diharapkan dapat menyamakan presepsi dengan Pemerintah sebagai orang tua asosiasi ASITA bahwa ASITA Bali dengan ASITA 1971 Bali adalah berbeda dan bukan sebuah organisasi yang sama.

Dalam kesempatan itu Ketua ASITA Bali, Komang Takuaki Banuartha menyampaikan beberapa program kerja kepengurusan yang baru guna dapat disinergikan dengan Dinas Pariwisata Provinsi Bali.

“ASITA Bali siap jadi mitra cerdas Dinas Pariwisata Provinsi dalam membangun kembali Pariwisata Bali yg terpuruk akibat Pandemi COVID-19. Saya berharap Pak Kadis agar tidak keberatan bila kami ganggu waktunya lebih sering lagi dalam rangka kolaborasi kerja bangkitkan Pariwisata Bali,” ujar pengusaha travel ini.

Senada dengan itu, Penasihat ASITA Bali, I Made Gede Subawa menyampaikan permohonannya agar ASITA Bali selalu digandeng oleh Dinas Pariwisata dalam berbagai kegiatan kepariwisataan. Karena sebagai mitra kerja, ASITA Bali dan Dinas Pariwisata tidak bisa berjalan sendiri-sendiri dan ASITA siap mendukung Program-Program Pemerintah.

Menanggapi itu, Kadis Pariwisata Bali, Putu Astawa menyatakan kesiapannya untuk menggandeng ASITA Bali di berbagai kegiatan Pemerintah dalam upaya pemulihan pariwisata Bali.

Pada kesempatan itu juga dijelaskan mengenai pro kontra SE Gubernur Bali yg memperketat kedatangan PPDN (Pelaku Perjalanan Dalam Negeri). Dimana SE tersebut merupakan turunan dari arahan Menko Marinves, Luhut Binsar Pandjaitan saat rapat koordinasi dengan sejumlah Kepala Daerah beberapa hari yg lalu.

Arahan tersebut tercetus guna mengantisipasi lonjakan kasus Positif COVID-19 pasca libur panjang Natal dan Tahun Baru 2020 di beberapa daerah destinasi wisata, salah satunya adalah Provinsi Bali. Karena semakin lamanya Indonesia menjadi “Zona Merah” di mata dunia, maka semakin lama pula perekonomian dan pariwisata Indonesia dapat pulih.

“Jadi ada maksud besar secara nasional, yg memang akan sulit diterima oleh unsur-unsur industri pariwisata. Tapi ini semua untuk kebaikan kita semua untuk jangka panjang, secara nasional,” pungkasnya. (wie)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.