Diperkirakan Hingga Desembar Total Tunggakan Sewa di Pasar Tradisional Denpasar Mencapai Rp 15 milyar

Direktur Utama PD Pasar Kota Denpasar, IB Kompyang Wiranata.

 

Bacaan Lainnya

DENPASAR | patrolipost.com – Belum terlihat tanda-tanda meredanya sejumlah kasus Covid-19, tentu memberi dampak negatif sektor usaha kecil seperti salah satunya menurunya pendapatan. Misal, kondisi yang terjadi di beberapa pasar tradisional di Denpasar yang diperkirakan sampai Desember 2020 akan terjadi tungakan pembayaran kontrak maupun distribusi sebesar 50 persen.

Kondisi tersebut disebabkan akibat dampak dari menurunya jumlah pembeli dan pendapatan para pedagang. Adapun sistem pembayaran kontrak atau sewa dilakukan berbeda-beda, ada dibayar bulanan sedangkan biaya operasional pasar dibayar harian dengan jumlah nominal berbeda-beda disetiap pasarnya, hal itu disampaikan Direktur Utama PD Pasar Kota Denpasar, IB Kompyang Wiranata, Kamis (26/11/2020) disela-sela kunjungan Menteri Perdagangan RI, Agus Suparmanto di Pasar Badung,Denpasar.

“Kami saat ini menghadapi tunggakan yang lumayan cukup besar, jika diprediksi sampai Desember 2020 ini akan terjadi tungakan kurang lebih sebesar Rp 15 Milyar,” jelasnya.

Kondisi tersebut disebabkan karena, kemampuan membayar dari para pedagang sewa memang menurun drastis.

“Karena jumlah kunjungan menurun, tentu membuat omset para pedagang juga ikut menurun drastis. Sebagian besar para pedagang tersebut biasanya membayar dari memutar omset yang dimilikinya,” katanya.

Sebelum terjadinya Covid-19 paling tunggakan terjadi sebesar 10 persen kebawah, namun sekarang bisa diatas angka 50 persen.

“Kondisi ini jelas memprihatinkan buat kita semua,” tegasnya.

Jika dilihat dari beberapa pasar tradisional di wilayah Denpasar pasar tradisional Badung dan Kumbasari sangat terdampak. Kondisi tersebut disebabkan karena, misal untuk pasar Badung masyarakat masih beradaptasi datang ke pasar dan saat akan berpromosi terjadi Pandemi.

Sedangkan untuk pasar tradisional Kumbasari tentu berkaitan dengan wisatawan, dikarenakan sampai saat ini belum terlihat ada kunjungan jadi otomatis kondisi pasar mati suri.

Dalam kondisi seperti saat ini tidak bayak bisa dilakukan. Selain tetap menerapkan protokol kesehatan promosi juga tetap dilakukan khususnya melalui media sosial, sembari dirinya menambahkan, akan tetapi jika dilihat mulai dua minggu terakhir di November 2020 ini terlihat telah terjadi peningkatan jumlah kunjungan ke beberapa pasar tradisional di Kota Denpasar. (wie)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.