Wagub Cok Ace Dukung IMTB Kembangkan Pariwisata Kesehatan di Bali

Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace menerima audiensi dari General Manager Indonesia Medical Tourism Board (IMTB) di ruang kerja Wakil Gubernur Bali, Jumat (20/11/2020). (ani)

DENPASAR | patrolipost.com – Pariwisata kesehatan merupakan bentuk tren pariwisata yang menggabungkan aspek kesehatan dan hiburan. Provinsi Bali memiliki potensi luar biasa sebagai destinasi pariwisata kesehatan global. Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace saat menerima audiensi dari General Manager Indonesia Medical Tourism Board (IMTB), Putu Deddy Suhartawan di ruang kerja Wakil Gubernur Bali, Jumat (20/11/2020) pagi.

Menurut Wagub Cok Ace, potensi pariwisata kesehatan atau medis ini memang cukup besar. Dimana,
Pariwisata kesehatan merupakan bentuk tren pariwisata yang menggabungkan aspek kesehatan dan hiburan, terutama dari segi wellness (kebugaran). Terdapat sekitar 3.200 wellness centers di Bali seperti pusat pengobatan herbal tradisional dan Spa.

“Namun baru segelintir saja yang memenuhi standar fasilitas kesehatan. Untuk itu, ini merupakan catatan penting yang harus dipikirkan kedepan jika ingin membangun pariwisata kesehatan di Bali,” jelas Wagub Cok Ace.

Sementara potensi utama Bali sebagai destinasi wisata kesehatan terletak pada keindahan alam Bali dan posisinya yang strategis sebagai destinasi wisata eksotis dengan budaya yang unik.

Selain itu, biaya pengobatan di pusat kesehatan Bali terbilang lebih terjangkau daripada negara lain terutama negara maju. Untuk itu, Wagub Cok Ace berharap dengan keinginan IMTB ini untuk mengembangkan wisata medis di Bali dapat berjalan dengan lancar dan Pemerintah Provinsi Bali sangat mendukung hal tersebut.

“Hanya yang perlu diperhatikan adalah lebih menonjolkan apa yang sebenarnya potensi yang kita miliki dan belum dimiliki oleh negara lain, sehingga kita tidak bersaing sengit dengan negara lain,” pungkasnya.

Sebelumnya, General Manager Indonesia Medical Tourism Board (IMTB), Putu Deddy menyebutkan bahwa selama ini Bali dikenal dengan image destinasi wisata leisure yang menawarkan keindahan alam atau wisata budaya yang kuat.

“Di balik itu ternyata ada diversifikasi wisata lain yang jarang diketahui oleh turis domestik, yakni wisata medis,” terang Putu Dedy.

Menurutnya, Bali berpotensi untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata medis karena didukung sumber daya yang mumpuni. Sebanyak 280 rumah sakit di Bali sudah terakreditasi paripurna, sementara 30 rumah sakit sudah terakreditasi internasional.

Putu Dedy mengungkapkan bahwa Bali sejak peristiwa Bom Bali I dan II hingga sebelum pandemi Covid-19 terus membenahi diri, khususnya dalam aspek layanan kesehatan. Maka tak heran, bila banyak warga asing yang bersedia mencoba layanan medis sembari berlibur di Pulau Dewata.

“Jenis layanan kesehatan yang diakses wisatawan Bali beragam tetapi yang utama adalah layanan kosmetik, baik untuk bedah plastik, face implant, face lift, liposuction hingga yang bersifat non-invasif,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakannya, jumlah peminat bisa mencapai 60 pasien per bulan dengan pendapatan mencapai Rp 1.2 miliar. Sehingga pihaknya menyampaikan bahwa mempunyai keinginan untuk menggaungkan wisata medis ini di Bali.

“Selain Bali sebagai tempat tujuan wisata budaya juga sebagai tempat kunjungan wisata medis baik untuk internasional ataupun domestik,” ujarnya. (cr02)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.