Ikuti Prokes Covid-19, Jaya-Wibawa Gugah Partisipasi Masyarakat Datang ke TPS

Paslon nomor urut 1 di Pilwali Kota Denpasar Jaya-Wibawa di suatu kesempatan. 

 

Bacaan Lainnya

 

DENPASAR | patrolipost.com – Keberhasilan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, tentu tidak terlepas dari peran serta masyarakat. Apalagi di suasana pandemi Covid-19, menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara dan pasangan calon (paslon) untuk menggugah partisipasi masyarakat datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam menentukan pemimpinnya di periode selanjutnya.

Pilkada, salah satu corak pesta demokrasi terbesar di Indonesia yang memilih kepala daerah beserta wakilnya. Pilkada serentak akan diselenggarakan di tahun 2020. Pandemi Covid-19 saat ini tentu sangat membawa pengaruh yang besar dalam penyelenggaraan pilkada di tahun 2020 ini.

Skenario pelaksanaan pilkada di masa Covid-19 harus dianalisis sehingga saat pengaplikasian tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Diluar tantangan saat pandemi ini tentu masih akan terjadi tantangan pilkada seperti tahun-tahun sebelumnya yang pernah terselenggarakan. Perlu jadi perhatian bersama pelaksanaan pilkada di akhir tahun 2020 ini sarat akan protokol kesehatan untuk kesehatan dan keselamatan bersama dengan mengikuti protokol kesehatan. Sejatinya demokrasi adalah dari kita, oleh kita dan untuk kita.

“Upaya kita untuk membangun demokrasi dengan menjamin kesehatan dan keselamatan semua pihak perlu peran serta dan kerja kita bersama. Oleh karena itu, pilkada 2020 di masa pandemi Covid-19 ini diharapkan menjadi sebuah pilkada yang dapat terwujud dengan baik dan mengikuti protokol kesehatan Covid-19,” sebut Calon Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jayanegara yang maju di Pilwali Kota Denpasar 2020 bersama pasangannya, Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya-Wibawa) di Denpasar, Selasa (10/11/2020).

Tak bisa dipungkiri, Pandemi Covid-19 membawa tantangan baru dalam pilkada di Indonesia, Bali khususnya. Beberapa tantangan yang akan dihadapi dalam penyelenggaraan pilkada antara lain: adanya ancaman/kekuatiran kesehatan di masyarakat akan terkena penyebaran wabah Covid-19 baik pemilih, peserta, panitia maupun setiap yang turut andil dalam penyelenggaraan pemilu. Hal ini akan berpengaruh pada jumlah partisipasi pemilih yang kemungkinan terjadi penurunan. Apakah tren golput meningkat di masa pandemi ini?

Lantas, potensi kecurangan dan money politic juga mesti diwaspadai akan berkembang. Mengingat jumlah partisipasi pemilih yang akan menurun karena Covid-19. Ini menjadi daya tarik tersendiri untuk memikat pemilih atau pendukung. Banyak cara dapat digunakan salah satunya bisa melalui penyalahgunaan kekuasaan yang dimiliki oleh calon pemimpin atau money politic atau yang sering dikenal politik uang yang akan berkembang melalui politisasi dana bantuan sosial. Mengingat di masa pandemi ini dana bansos baik tunai maupun sembako sangat membantu masyarakat. Akankah ini dimanfaatkan oleh para calon pemimpin ataupun yang mengusung calon ? Kondisi normal saja masih ada terjadi kecurangan, kita lihat kinerja dari semua pihak yang akan berperan.

Kemudian, anggaran pembiayaan untuk Pilkada. Mengikuti protokol kesehatan Covid-19 tentu banyak yang harus dipersiapkan mulai dari alat untuk melindungi diri, masker, handsanitizer, desinfektan dan lainnya. Semua itu memerlukan anggaran yang cukup besar. Bukan hanya satu dua wilayah yang membutuhkan tetapi semua TPS yang ada. Mengalokasikan anggaran yang cukup besar harus dengan kesiapan yang matang. Hingga kualitas dari calon bakal pemimpin.

“Masyarakat disituasi saat ini jangan sampai lengah dan tidak tahu sosok pemimpin yang mencalonkan diri. Seorang pemimpin harus mempunyai kualifikasi yang bagus dan tepat untuk dijadikan pemimpin,” ucap Jayanegara mewanti-wanti.

Keberhasilan seorang pemimpin memimpin ada ditangan kita sebagai pemilih. Masyarakat bisa melihat figur calon pemimpinnya melalui berbagai kanal berita yang ada. Jadi masa pandemi Covid-19 bukan menjadikan alasan untuk tidak tahu siapa calon-calon pemimpinnya.

Berhasil atau sukseskah pilkada dengan waktu yang singkat? Memasuki bulan Desember tentu tidak lama lagi di tahun 2020 ini. Banyak yang harus dipersiapkan dalam menyelenggarakan pilkada di masa pandemi ini. Verifikasi, pendataan, pencocokan, rekruitmen, kampanye, dan sebagainya harus dipersiapkan dengan baik. Waktu yang singkat perlu dimaksimalkan walaupun masa pandemi saat ini sulit untuk beraktivitas dengan bebas. Jangan sampai hal yang dikhawatirkan terjadi yaitu mempertaruhkan kesehatan dan keselamatan semua orang yang terlibat.

“Ayo ke TPS, ikuti prokes demi berlangsungnya Pilwali Kota Denpasar,” pungkas Jayanegara. (wie)

 

 

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.