Optimalisasi Pertanian Karangasem Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat

Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho.

 

Bacaan Lainnya

 

DENPASAR | patrolipost.com – Belum maksimalnya pengelolaan sektor pertanian di Karangasem menjadi catatan tersendiri bagi KPw BI Bali. Karangasem mestinya lebih mengembangkan sektor pertanian, dibanding pariwisata, pasalnya dengan potensi dan pangsa yang lebih luas, pertanian Karangasem bisa mendongkrak kesejahteraan masyarakat. Sedangkan sektor pariwisata bisa jadi sektor pendukung dari pertanian. Begitu gambaran yang disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Wilayah (KPw) Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho ketika menjadi narasumber di acara Simakrama Kepariwisataan di Taman Ujung, Karangasem, Selasa (13/10/2020) lalu.

Tentu apa yang disampaikan Trisno Nugroho bukan tanpa sebab, pasalnya dari data yang disodorkan pangsa besar di Karangasem yang perlu digarap, justru datang dari sektor pertanian. Pertanian bisa dikatakan sebagai “back bone” perekonomian Karangasem dalam mensejahterakan masyarakat.

“Dari sisi Lapangan Usaha (LU) akselerasi Triwulan IV 2019 bersumber dari pertanian dengan pangsa 24,61 persen,” sebut Trisno Nugroho.

Seperti diketahui potensi pangsa pertanian di Kabupaten Karangasem menurut data Bank Indonesia mencapai 24,61% lebih tinggi dibandingkan dengan potensi pangsa lainnya seperti, akmamin (11,76%), transportasi (17,71%), konstruksi (6,43%), perdagangan (5,50%), dan industri (3,95%).

Lantas ia mengingatkan, sektor pertanian Karangasem memiliki potensi jika dikelola dengan optimal. Bahkan, dapat menjadi penunjang industri pariwisata dalam memajukan ekonomi wilayah setempat.

Pengelolaan potensi pertanian dengan baik bisa menjadi faktor dalam mewujudkan ketahanan pangan masyarakat di masa pandemi Covid-19. Sektor pertanian harus dibangun dengan baik dan menggali lebih dalam potensi yang ada.

Ketika pertanian Karangasem maju, dan tidak hanya bertumpu pada sektor pariwisata, maka Karangasem akan mampu dalam mewujudkan ketahanan pangan serta mensejahterakan masyarakatnya.

“Biarkan kabupaten lain dengan pariwisatanya, Karangasem dengan pertaniannya,” sebut Trisno Nugroho berpesan.

Bank Indonesia mendorong Kabupaten Karangasem melalui program- program yang ada lebih optimal menggarap sektor pertanian dengan pasar dan media sosial, pengembangan digitalisasi pertanian dan peternakan sekaligus distribusi dan pemasaran, mendorong kerjasama perdagangan antar wilayah (Kabupaten/Kota atau antar Provinsi) di dalam provinsi atau antar daerah serta mendorong permintaan BUMD Pangan guna memfasilitasi kerjasama antar daerah dan program ekspor untuk meningkatkan serapan produksi pertanian. (wie)

 

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.