Paslon Amerta Dorong Peningkatan Daya Saing Pedagang

Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra dan Made Bagus Kertha Negara (Amerta).

 

Bacaan Lainnya

DENPASAR | patrolipost.com – Berbagai terobosan program untuk mensejahterakan para pedagang di pasar tradisional, serta mendorong kemajuan dan meningkatkan daya saing usaha pada pedagang diisyaratkan Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra dan Made Bagus Kertha Negara (Amerta) menyiapkan

Salah satu progam yang dicanangkan adalah bagaimana mendukung penyediaan akses permodalan yang mudah, cepat dan murah kepada para pedagang di pasar-pasar tradisional yang ada di Kota Denpasar.

Karenanya Amerta, paslon nomor urut 2 yang diusung Partai Golkar, Partai Demokrat dan Partai NasDem ini memprogram pinjam lunak kepada para pedagang melalui pinjaman modal usaha tanpa bunga sebagai bentuk keseriusan komitmennya “sing main-main” mensejahterakan pedagang di pasar tradisional.

Hal ini akan dilakukan dengan menggandeng LPD (Lembaga Perkreditan Desa atau Labda Pacingkreman Desa) di masing-masing desa adat guna mendukung permodalan pedagang pasar tradisional di desa adat masing-masing.

“Di setiap desa adat sudah ada LPD, apalagi di Denpasar LPDnya cukup sehat. Jadi bagaimana LPD itu bisa memberikan dukungan permodalan kepada pedagang di pasar tradisional,” kata Calon Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Made Bagus Kertha Negara, Sabtu (31/10/2020).

Menurut pria yang juga Wakil Bendesa Adat Desa Adat Denpasar ini dalam skema pinjaman lunak tanpa bunga dari LPD kepada pedagang pasar tradisional di desa adat ini nantinya bisa dibuat lebih detail mengenai syarat pinjaman atau kredit.

“Diatur nanti maksimal dan minimal pinjamannya berapa. Toh yang berjualan di pasar tradisional itu adalah krama kita sendiri di desa adat. Jadi konteksnya sejauh mana LPD bisa mendukung pedagang lokal kita,” kata Bagus Kertha Negara yang juga seorang pengusaha ini.

“Kalau tiang menjadi Wakil Walikota Denpasar, kita harus berikan suntikan dana nol persen bunga. Ketika pedagang bisa mengolah, memanfaatkan dana yang kita berikan, mereka bisa terus berjualan, tidak tutup sana, tutup sini,” sambung putra Putra kedua dari pendiri ASTI dan penggagas konsep Tri Hita Karana, Prof. Mertha Sutedja ini.

Dengan adanya skema pinjaman lunak tanpa bunga dari LPD kepada pedagang pasar tradisional di desa adat ini, imbuh imbuh pria yang akrab disapa Sting ini, diharapkan pedagang bisa terbagi dan LPD bisa tetap berjalan dalam mengemban misi sosial ikut mensejahterakan krama adatnya.

“Jadi ada simbiosis mutualisme, LPD-nya bisa jalan, pedagang bisa mengembangkan usahanya, uang berputar di desa adat untuk kesejahteraan masyarakat. Ketimbang pedagang mencari pinjaman di bank swasta atau tempat lain, lebih baik kita berdayakan LPD,” pungkas pria yang juga Direktur Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pariwisata Kertha Wisata Denpasar ini. (wie)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.