45 Destinasi Wisata di Bali Disurvei Pembenahan

DESTINSI - Pantai Kuta salah satu destinasi yang mendapat program pembenahan dari Kemenparekraf

DENPASAR | patrolipost.com – Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia, Hari Santosa Sungkari mengatakan protokol kesehatan di Kemenparekraf diterjemahkan dalam program Cleanliness, Healthy, Safety and Environmental Sustainability (CHSE). Sehingga setiap destinasi wisata harus bersih terutama di toilet.

Mengingat toilet kata dia mencerminkan bagaimana suatu destinasi bisa dirawat dengan baik. Toilet kering dan bersih merupakan tantangan bagi semua destinasi yang ada di Tanah Air. Meskipun bisa membangun toilet dengan standar internasional, tanpa perawatan yang baik maka lama kelamaan akan menjadi kotor dan tidak layak digunakan oleh wisatawan.

Bacaan Lainnya

Menurut dia, momen pandemi Covid-19 menjadi kesempatan bagi pengelola destinasi untuk berbenah. Sehingga setelah pandemi ini dapat diatasi, destinasi akan siap menyambut wisatawan dengan tampilan yang lebih berkualitas dari sebelumnya. Kondisi ini yang dimanfaatkan oleh Kemenparekraf dalam memperbaiki sejumlah toilet di destinasi wisata di Indonesia.

“Kemenparekraf membangun toilet bersih dan kering sudah selesai dan tantangan lain adalah pemeliharaan konsisten tetap bersih dan kering. Saya yakin bisa dilakukan dan mudah-mudahan nanti akhir tahun lebih banyak turis dan begitu juga awal tahun,” harap Hari beberapa waktu lalu di Denpasar.

Direktur Pengembangan Destinasi Regional II,  Wawan Gunawan mengatakan di masa pandemi ini Kemenparekraf melakukan pembenahan di sejumlah destinasi termasuk di 8 kabupaten dan 1 kota di Bali atau sekitar 45 destinasi.

“Kita akan coba petakan, kita sudah survei 10 hari di sini di 8 kabupaten 1 kota kurang lebih sekitar 45 destinasi kita akan coba. Kemarin sudah sampai 38 destinasi,” ucap Wawan.

Sebelum melakukan pembenahan destinasi, terlebih dahulu akan dilakukan pendataan terkait kelebihan dan kekurangan yang ada di destinasi.

“Yang penting kita tahu dulu datanya tentang apa kelebihannya, apa yang perlu diperbaiki, apa yang perlu disinergikan. Jadi setiap destinasi itu berbeda, ada yang toiletnya sudah siap seperti Melasti, Uluwatu, GWK sudah siap. Kita hadir disitu,” ungkapnya. (811)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.