Warga Binaan Lapas Kerobokan Buka Bersama Keluarga

DENPASAR | patrolipost.com – Suasana depan Masjid At-Taubat pada sore, Jumat (31/05/2019), itu memang berbeda. Deretan orang-orang duduk bersila di atas karpet atau tikar bercengkrama dengan orang yang ada di depannya terlihat di sana. Membawa kita pada suasana bukan puasa bersama yang biasa digelar di masjid-masjid di kampung-kampung di Indonesia.

Suasana guyub penuh kebahagiaan itu potret yang terekam ketika dilangsungkan buka puasa bersama warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kerobokan dengan keluarga mereka. “Dua minggu lalu kami sampaikan undangan kepada keluarga dari warga binaan yang Muslim untuk buka puasa bersama dilanjutkan Salat Tarawih,” kata Kalapas, Tony Nainggolan.

Kesempatan berbuka puasa bersama di hari ke-25 bulan suci Ramadhan ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi warga binaan dan keluarga masing-masing. Itu terlihat dari antusiasme keluarga yang datang ke Lapas Kerobokan sejak pukul 16.00 Wita. Sebelum diperbolehkan masuk ke dalam kompleks lapas, mereka terlebih dahulu harus mengantri untuk melakukan registrasi.

Lalu diperiksa secara bertahap dari pintu pertama sampai pintu keempat. Dalam kesempatan buka puasa bersama ini, pihak keluarga tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman ke dalam lapas karena sudah disiapkan oleh pihak lapas. Warga binaan sendiri menunggu di pekarangan Masjid, ketika bertemu, tak sedikit yang menangis terharu sembari berpelukan.

“Ada 239 warga binaan yang kita undang keluarganya. Persyaratannya itu, dua orang untuk satu undangan dengan kriteria dewasa, tidak boleh membawa barang apapun kecuali perlengkapan salat,” ujar Nainggolan. Selain sipir, sejumlah pecalang dari Desa Kerobokan juga dilibatkan dalam buka puasa berssama ini. Saat berbuka tiba, mereka pun langsung menyantap takjil.

Beberapa warga binaan yang kedatangan pasangan (istri/pacar) sibuk suap-suapan. “Kita persiapkan ala kadarnya untuk berbuka puasa mulai takjil berupa bubur kacang ijo, air mineral, dan nasi serta lauk pauk,” kata Tony. Orang yang melihat pertemuan orang-orang yang terpisah tembok penjara ini ikut terharu. Ini diakui Kepala Ombudsman RI Bali, Umar Ibnu Alkhatab.

“Merasa terharu juga, ini upaya lapas menciptakan suasana psikologis yang nyaman bagi penghuninya. Suasana kebatinannya betul-betul tercipta. Bagaimana kita bersama orang-orang yang secara psikologis, sosial, terkukung. Ikut melebur dengan meraka. Luar biasa suasananya,” kata Umar yang mengaku baru kali ini ikut buka bersama bersama warga binaan. (val)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.