Ngurah Ambara, Pentingnya Membangun Karakter SDM Berbasis Budaya dalam Membentuk Smart City

(Tengah) Calon Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra. 

 

Bacaan Lainnya

DENPASAR | patrolipost.com – Membangun karakter sumber daya manusia menjadi sesuatu yang krusial dalam menghadapi tantangan kekinian. Artinya sumber daya manusia yang mumpuni akan memiliki daya dukung pembangunan kedepannya.

Terlepas dari kelemahan-kelemahannya maka perlu kiranya sumber daya yang dimiliki harus tetap di update sesuai dengan kebutuhan jaman, tujuannya agar sumber daya yang dimiliki tidak hanya berkutat di seputaran itu-itu saja. Begitu diungkapkan Calon Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra di Denpasar, Sabtu (26/9/2020).

Gede Ngurah Ambara yang maju bersama Made Bagus Kerta Negara (Amerta) di Pilwali Kota Denpasar, beranggapan, pentingnya membangun sumber daya manusia seutuhnya tentu seiring dengan visi misi paket Amerta yaitu membangun Smart City berbasis budaya dan SDM.

“Jadi jangan bilang Smart City bisa terbangun tanpa dibarengi dengan pembangunan karakter yang berbasis budaya,” tuturnya, yang juga berujar, agar smart city tidak kemana-mana arahnya maka diperlukan leadership dan manajerial skill dari seorang pemimpin.

Smart City yang berbudaya bisa diartikan mampu memiliki daya saing sehingga bisa menjadi harapan di masyarakat, artinya sebagai solusi dalam meraup potensi yang dimiliki.

“Kenapa potensi ini mesti diraup lebih banyak, tentu ini tidak terlepas dari upaya meningkatkan perekonomian masyarakat,” tuturnya.

Paslon nomor urut 2 yang begitu optimis mampu membangun SDM yang berkarakter budaya ini juga menyampaikan, stimulus atau kebijakan ditelurkan pemerintah jangan sampai tanpa arah, akan tetapi harus memiliki karakter.

“Tujuannya jelas, pelaksanaan program jelas, capaian dan indikatornya juga jelas,” tukasnya.

Lebih lanjut Ngurah Ambara menjelaskan, smart city merupakan sebuah konsep kota cerdas/pintar yang membantu masyarakat yang berada di dalamnya dengan mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat/lembaga dalam melakukan kegiatannya dalam membangun kotanya.

“Jadi bisa dikatakan konsep smart city harus terintegrasi satu sama lain, tak bisa dikerjakan secara parsial,” pungkasnya. (wie)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.