Dokter Pertama di Riau Wafat Terpapar Covid, IDI: Sudah 114 Dokter Meninggal

Almarhum dr Oki Alfin bin Alamsyah semasa hidup. (Ist)

PEKANBARU | patrolipost.com – Innalillahi wa innalilahi rojiun! Riau berduka. Dokter Oki Alfian bin Alamsyah, Kepala Puskesmas Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Sabtu (12/9/20) pukul 08.00 WIB, meninggal dunia saat dalam perawatan karena Covid-19, di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.

Gubernur Riau Syamsuar menyampaikan duka mendalam atas wafatnya dokter pertama di Riau yang meninggal karena terpapar Covid-19.

‘’Kita semua sangat berduka atas wafatnya dr Oki Alfian. Almarhum adalah pahlawan kesehatan. Insya Allah, beliau mati syahid,” doanya.

Dia berharap dengan meninggalnya dr Oki Alfian tidak mematahkan semangat dokter dan tenaga medis di Riau untuk terus berjuang melawan pandemi Covid-19.

‘’Malah, para dokter dan tenaga medis harus kita dukung tetap kuat menjalankan tugas berat dan mulia ini.’’

Gubri Syamsuar juga berharap masyarakat mengambil pelajaran penting dengan meninggalnya dr Oki Alfian, yaitu tidak meremehkan virus Corona karena situasi sekarang sudah berbahaya.

“Dokter sudah meninggal, padahal tugas mereka mereka bersama tenaga medis sudah teramat berat. Mereka kelelahan. Tolonglah masyarakat membantu dengan mentaati protokol kesehatan Covid-19. Pakai masker setiap keluar rumah, jaga jarak,” pintanya seraya mengatakan saat ini masih ada 11 dokter di Riau yang dirawat akibat terpapar virus Covid-19.

Informasi yang diperoleh, siang ini jenazah dr Oki Alfian akan dimakamkan di pemakaman khusus pasien Covid-19 di kawasan Palas, Rumbai. Gubernur Riau Syamsuar dijadwalkan akan melepas langsung jenazah almarhum dr Oki Alfian dari RSUD Arifin Achmad.

114 Dokter Meninggal
Ketua Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia ‎(IDI) Adib Khumaini mengatakan, hingga Sabtu (12/9) hari ini sudah 114 dokter meninggal dunia akibat Covid-19. Per hari ini, ada tiga dokter yang dinyatakan gugur.

“Kemarin (meninggal, Red) dua orang, sekarang tiga orang. Jadi ada 114 jumlahnya,” ujar Adib dalam diskusi secara virtual, Sabtu (12/9).

Adib merinci, dokter yang meninggal dunia terbanyak berasal dari Jawa Timur, disusul Medan.

“Paling banyak Jawa Timur 29, Medan 21, kemudian Jakarta dan daerah-daerah yang lain. Ini menjadi perhatian bagi kita, dan ada 55 orang (yang meninggal) adalah dokter umum sisanya adalah spesialis,” katanya.

Adib megatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 untuk memproteksi para dokter yang menangani Covid-19. ‎”Karena penyelamatan itu sangat penting. Karena kita belum tahu sampai kapan Covid-19 ini,” ungkapnya.

Adib menuturkan, berdasarkan survei dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) sebanyak 80 persen dokter mengalami kelelahan akibat menangani pasien Covid-19. Adib khawatir, jika faktor kelelahan ini terus terjadi, maka dokter akan undur diri menjadi pejuang dalam penanganan Covid-19 di Tanah Air.

‎”Karena kelelahan ini berpengaruh ke mental dan risiko sakit semakin tinggi dan kematian semakin tinggi. Akhirnya membuat kehilangan semangat dan menarik diri. Kami tidak ingin menarik diri dari peperangan‎ ini,” pungkasnya. (305/rsc/jpc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.