Pilkada Bangli Memanas! Koster Minta Made Gianyar dan Ngakan Kutha Parwata Dipecat

Suasana rapat pemenangan pasangan calon Sadia Bisa bertempat di kantor DPC PDIP Bangli, Minggu (6/9/2020). 

BANGLI | patrolipost.com – I Made Gianyar dan Ngakan Made Kutha Parwata dipastikan bakal dipecat sebagai kader PDIP. Bahkan Ketua DPD PDIP Bali, I Wayan Koster menginstruksikan DPC  PDI-P Bangli  agar segera memproses usulan pemecatan.

Hal tersebut dilontarkan Wayan Koster dalam rapat pemenangan pasangan calon Sang Nyoman Sedana Arta – Wayan Diar (Sadia Bisa) bertempat di kantor DPC PDIP Bangli, Minggu (6/9/2020).

Bacaan Lainnya

Dalam rapat pemenangan yang dihadiri partai pengusung dan perwakilan relawan pasangan calon Sang Nyoman Sedana Arta-Wayan Diar (Sadia Bisa) tersebut  Wayan Koster yang kini menjabat sebagai Gubernur Bali ini mengatakan, Ngakan Kutha dan Made Gianyar bukan lagi sebagai kader PDIP. Bahkan saking marahnya Wayan Koster menyebut  keduanya sebagai pengkhianat.

“Belum berbuat untuk partai sudah meninggalkan partai. Sudah diberikan kesempatan oleh partai, Made Gianyar dua periode sebagai wakil Bupati dan Bupati. Sedangkan Ngakan Kutha sebagai Ketua DPRD dua periode,” ujar Koster, pria asal Desa Semiran, Buleleng ini.

Wayan Koster meminta agar  DPC memproses pengusulan pemecatan Made Gianyar dan Ngakan Kutha. “DPC segera menyikapi, selanjutnya melalui DPD diusulkan ke DPP. Untuk pemecatan merupakan keputusan DPP,” tegasnya.

Sementara itu, terkait pemenangan pasangan Sadia Bisa, telah dilakukan rapat dengan partai pengusung dan partai pendukung. Rapat ini dimaksudkan untuk memastikan kesiapan partai, serta membangun soliditas.

Berbicara masalah target,  Wayan Koster menyebutkan jika mengacu dari perolehan kursi di parlemen PDIP serta partai koalisi yakni Demokrat, Hanura, Gerindra, PKPI total 22 kursi atau 78 persen. Namun demikian patokan perolehan suara Pileg belum secara spesifik menjadi acuan. Untuk itu pihaknya mengingatkan seluruh kader solid dan bekerja keras untuk memenangkan pasangan Sadia Bisa.

“Walaupun mengacu hitung-hitungan peraihan kursi dalam Pileg 78 persen, untuk Pilkada kami target kemenangan 80 persen,” sebut Wayan Koster.

Sementara itu, Wakil Sekretaris DPD PDIP Bali, Cok Gede Agung menjelaskan, untuk proses pemecatan mengacu usulan dari DPC kemudian DPD  dan  terakhir  ada di DPP. Usulan pemecatan ini karena adanya pelanggaran.

“Itu sudah jelas melanggar AD/ART. Semakin cepat proses di DPC semakin cepat kami usulkan ke DPP,” ujarnya. Disampaikan pula bahwa keduanya agar tidak membawa-bawa nama PDIP lagi.

Di sisi lain, Bendahara DPC PDIP Bangli, I Ketut Suastika mengatakan, dalam waktu dekat akan dilakukan rapat terkait usulan pemecatan Made Gianyar dan Ngakan Kutha Parwata. Soal Ngakan Kutha sudah jelas-jelas hengkang dari PDIP dan maju Pilkada dari partai lain.

Sedangkan untuk l Made Gianyar, kata politisi asal Desa Peninjoan, Tembuku ini mengacu banyak laporan yang menyebutkan  bahwa Made Gianyar membelot. Yang mana disebutkan telah memobilisasi massa untuk mendukung adiknya Made Subrata.

“Mengurus adiknya saja tidak mampu,” ujarnya.

Selain soal pemecatan, kata Ketut Suastika bahwa untuk memenangkan pasangan Sadia Bisa akan dilakukan pemetaan melingkupi desa. Sehingga nantinya dapat diketahui kader bekerja atau tidak. Disampaikan pula, bahwa untuk fraksi yang tidak bekerja siap-siap untuk di PAW.

“Kami di internal PDIP memilki aturan tegas, maka bagi  kader yang duduk di legislatif  yang tidak serius bekerja memenangkan paket “Sadia Bisa” siap-siap  untuk di-PAW,” kata Ketut Swastika.

Seperti diketahui Ngakan Kutha maju dalam Pilkada sebagai Wakil Bupati berpaketan dengan I Made Subrata dalam Pilkada Bangli. Keduanya diusung oleh Partai Golkar dan Partai Nasdem. Sementara itu Made Gianyar dituding membelot karena mendukung adiknya Made Subrata dalam Pilkada Bangli. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

1 Komentar

  1. Semestinya Partai Introsfeksi, kenapa kader militan seperti Ngakan Kutha bisa hengkang maju dari partai lain? Mereka ( Bagus ) pasti merasa punya massa! apakah wajib org yg tidak dianggap harus memenangkan yang tidak menganggap??? ingat bapak bahwa sekarang masyarakat sdh cerdas dalam menentukan pilihannya, sekarang masyarakat memilin pigur bukan partai.