BI 10 Kali Mengeluarkan Uang Rupiah Khusus (URK)

Deputi Gubernur BI, Rosmaya Hadi.

 

Bacaan Lainnya

 

JAKARTA | patrolipost.com – Sepanjang sejarah republik ini, Bank Indonesia telah mengeluarkan Uang Rupiah Khusus (URK) sebanyak 10 kali untuk beberapa peristiwa sejarah di negeri ini, 3 diantaranya untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI. Pengeluaran itu antara lain, peringatan 25 tahun, 45 tahun dan 50 tahun Kemerdekaan RI. Begitu juga untuk 75 tahun Kemerdekaan RI, yang dianggap istimewa. Hal itu terungkap dari apa yang disampaikan Deputi Gubernur BI, Rosmaya Hadi dalam kegiatan taklimat media mengenai “Pengeluaran Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia” secara streaming dari Jakarta, Selasa (18/8/2020). Acara yang dipandu Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko, juga menghadirkan Direktur Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Marlison Hakim.

Rosmaya Hadi menjelaskan, di dalam Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun RI mengandung filosofi desain yaitu; Mensyukuri kemerdekaan, digambarkan dengan peristiwa Pengibaran Bendera pada saat proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, gambar Proklamator Dr. (H.C.) Ir. Soekarno dan Dr. (H.C.) Drs. Mohammad Hatta, serta gunungan yang memiliki filosofi pembuka dan permulaan lembaran baru. Memperteguh Kebinekaan, digambarkan dengan anak Indonesia menggunakan pakaian adat yang mewakili daerah barat, tengah, dan timur NKRI serta beragam kain motif kain Nusantara yaitu tenun Gringsing Bali, batik kawung Jawa, dan songket Sumatera Selatan yang menggambarkan kebaikan, keanggunan, dan kesucian, serta Menyongsong Masa Depan Gemilang, digambarkan dengan Satelit Merah Putih sebagai jembatan komunikasi NKRI, peta Indonesia Emas pada bola dunia yang melambangkan peran strategis Indonesia dalam kancah global, serta anak Indonesia yang digambarkan sebagai SDM unggul di era Indonesia Maju.

“Cetakan uang ini tidak ada sangkut pautnya dengan Covid-19, tapi lebih kepada menyambut kemerdekaan RI yang dianggap istimewa,” katanya menegaskan.

Sedangkan Direktur Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Marlison Hakim penjelasannya lebih menitik beratkan pada kebhinekaan yang tergambar di uang edisi khusus tersebut. Keputusan untuk menampilkan kebhinekaan dalam uang edisi khusus ini sudah dikomunikasikan melalui group diskusi, termasuk dengan pemerintah daerah.

“Koordinasi dan verifikasi sampai pada yang namanya Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan pihak terkait juga kita lakukan, semuanya clear,” sebutnya.

Rangkuman dari verifikasi dan koordinasi kemudian digabungkan yang kemudian tercermin dalam design mata uang tersebut.

“Tiga tema yang diusung lantas digabungkan jadilah sebuah desain baik tampak muka maupun tampak belakang,” tuturnya.

Simbol kebhinekaan bukan hanya diwakikan oleh pakaian adat daerah, tapi juga unsur khas daerah dengan ditampikannya tiga kain atau tenun, yaitu, Tenun Pegringsingan dari Bali, Tenun Songket dari Sumatra Selatan dan Tenun Gunungan dari Jawa Tengah.

“Jadi beberapa unsur inilah yang kita tampikan sebagai wujud kebhinekaan tadi,” tandasnya.

Ia beranggapan setiap penerbitan uang rupiah harus dijaga, karena merupakan kehormatan lantaran itu juga setiap penerbitan harus ditingkatkan keamanannya.

“Peningkatan security filter ini dalam rangka memitigasi beberapa oknum yang punya keinginan memalsukan uang ini,” tukasnya, seraya kembali menegaskan cetakan uang baru merupakan rencana cetak tahun 2020 dan bukan penambahan cetak baru dalam rangka penanggulangan Covid-19. (*/farra)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.