50 Persen Penjualan Hewan Kurban Turun Dimasa Pandemi Covid-19

Hewan kurban siap jual.

 

Bacaan Lainnya

 

DENPASAR | patrolipost.com – Hari raya Idul Adha 1441 Hijriah ditengah pandemi covid-19 membuat sejumlah pedagang hewan kurban di Kampung Jawa Denpasar mengeluh. Pasalnya, penjualan hewan kurban menurun hingga 50 persen.

Hari raya Idul Adha 1441 Hijriah ditengah pandemi covid-19, memberikan dampak terhadap penjual hewan kurban di Kampung Jawa Denpasar. Pembeli yang tak seramai tahun lalu membuat penjualan menurun hingga 50 persen hingga hari ‘H’ Jumat (31/7/2020).

Salah satu penjual kambing di Kampung Jawa Denpasar, Dayak (53) mengatakan, penjualan kambing kurban Idul Adha 1441 H ini memang mengalami penurunan mencapai 50 persen. Tidak hanya jumlah penjualan yang menurun, harga kambing pun ikut berguncang.

“Berbeda dari tahun kemarin, letaknya di penjualan disamping itu harga juga turun sedikit. Kalau di penjualan turun hampir 50 persen lah,” ujar Dayak.

Dayak mengungkapkan, menjual kambing lokal yang berasal dari peternak Desa Gobleg, Gersing dan Munduk di Kabupaten Buleleng. Satu hari menjelang Idul Adha tetap sepi, kambing yang terjual dilapaknya hanya berjumlah 30 sampai 50 ekor. Sebelum adanya pandemi ini, biasanya ternak kambing untuk kurban dilapaknya bisa terjual lebih dari 80 ekor. Harga yang dipatok dari satu ekor kambing sekitar Rp 2 Juta sampai Rp 6 Juta, tergantung besarnya ukuran kambing.

“Hari ini hanya terjual 5 ekor kambing, biasanya sore baru ada datang pembeli. Kalau sebelumnya, bisa 20 sampai 30 ekor per hari. Harganya juga tergantung pembelinya, sekarang sepi,” terangnya.

Dayak menilai menurunnya penjualan dikarenakan sebagian orang mengalami dampak pandemi covid-19.

“Ya orang kan banyak yang tidak bekerja dipandemi ini, putaran dana tidak jalan. Jadinya untuk kurban ngga ada,” tambahnya.

Sementara itu, Burhan Nudin atau Jhon Codet (63) sekaligus jagal (tukang sembelih) mengaku telah menggeluti bisnis menjual kambing dan aqiqah empat puluh tahun lamanya. Namun dampak pandemi tahun ini, yang dirasakan cukup signifikan berbeda. Penjualan kambing menurun drastis. Jhon mencerikatan, dari Senin (27/7/2020) kambing dilapaknya hanya terjual 35 ekor dengan harga tertinggi Rp 3.5 Juta per ekor. Sehingga kambing dilapak masih tersisa banyak. Namun, dirinya telah menerima beberapa orderan pemotongan.

“Iya disini dipotong, nanti orangnya (pembeli) langsung ambil dagingnya dan dibagi-bagikan sendiri untuk mencegah terjadinya kerumunan. Barusan motong 3 ekor kambing. Besok lagi dipotong, itu masih banyak,” tuturnya.

Didalam kandang khusus, terdapat sekitar belasan ekor kambing siap dieksekusi pada hari raya Idul Adha 1441 H. Selanjutnya, tarif dalam jasa pemotongan berbeda-beda, tergantung kesepakatan pembeli maupun pemberi order. Mayoritas pembeli dan order kambing jualannya adalah warga sekitar Denpasar, yang terdiri dari Renon, Pemogan dan seputaran Kota Denpasar. (Yani)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.