BKKBN Bali Sosialisasi 7 Dimensi Lansia Tangguh

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Agus P Proklamasi saat sosialisasi 7 dimensi Lansia tangguh di Denpasar, Selasa (28/7/2020). (ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lansia) menyatakan, bahwa Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut BPS, populasi lansia di Indonesia di tahun 2018 berjumlah 24,49 juta jiwa atau 9,27 persen dari total penduduk. Besarnya jumlah Lansia tersebut akan memberikan dampak positif dan negatif.

Positif, jika Lansia itu dalam keadaan sehat, mandiri dan produktif serta dapat berkontribusi yang positif bagi lingkungan dan masyarakat. Namun sebaliknya akan menjadi beban, apabila Lansia memiliki berbagai permasalahan kesehatan, ekonomi, sosial dan lingkungan.

Perwakilan BKKBN Bali sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya untuk meningkatkan pembangunan keluarga melakukan sosialisasi 7 dimensi Lansia tangguh di Denpasar, Selasa (28/7/2020).

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman bagi seluruh peserta yang terdiri dari pengelola Bina Keluarga Lansia diantaranya PKB, OPD-KB dan juga kader BKL di seluruh Kabupaten/Kota se-Bali. Kepala Perwakilan BKKBN Provinai Bali, Agus P Proklamasi mengatakan, untuk memasuki masa Lansia, keluarga perlu mempersiapkan pra lansia agar nantinya menjadi lansia yang sehat, aktif, mandiri, produktif yang tangguh lewat kegiatan kelompok bina keluarga lansia (BKL).

“BKL merupakan wadah pembinaan bagi keluarga yang mempunyai lansia yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga yang memiliki lansia itu sendiri untuk meningkatkan kualitas hidup lansia,” katanya.

Dalam rangka mempersiapkan para Lansia,  BKKBN senantiasa melakukan pembinaan bagi kader-kadernya di lapangan, termasuk kader BKL dengan materi 7 dimensi Lansia unggul untuk  menciptakan Lansia yang tangguh dan mandiri.

“Sekarang kita sosialisasikan 7 dimensi bagi terwujudnya lansia tangguh, yaitu dimensi spiritual, fisik, emosional, intelektual, sosial kemasyarakatan, professional dan vokasional, serta lingkungan. Dan semoga dengan kegiatan ini, para kader dapat lebih aktif lagi membina kelompok BKL di wilayahnya masing-masing,” ujarnya.

Pada kesempatan itu juga diserahkan penghargaan kepada IMP terbaik pada Pelayanan KB sejuta akseptor tingkat Provinsi Bali pada Perigatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 27 pada 29 Juni lalu. Penghargaan IMP terbaik pertama diberikan kepada Ni Wayan Margiani dari Kabupaten Badung, IMP terbaik ke dua diberikan kepada I Wayan Arya Prayapati dari Kota Denpasar dan IMP terbaik ke tiga diraih oleh Budi Sastrawan dari Kabupaten Karangasem. (007)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.