Pademi Covid-19, Daging Kurban Langsung Diantar ke Rumah-rumah

Ketua MUI Bangli Nazrudin SH. (sam)

BANGLI | patrolipost.com – Hari Raya Idu Adha identik dengan menyembelih hewan kurban. Di tengah pandemi Covid-19 proses pemotongan hewan  kurban dan kegiatan shalat  tetap mengacu protokol kesehatan Covid-19. Hal ini disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bangli Nazrudin SH, Kamis (23/7/2020).

Menurut pria yang juga Kabag Hukum Setda Bangli ini, dalam kondisi pandemi Covid-19, hari raya Idul Adha 1441 Hijriyah yang jatuh pada Jumat (31/7/2020) pelaksanaanya tetap mengacu pada protokol kesehatan Covid-19. Untuk memotong hewan kurban tetap berjalan sesuai dengan norma yang ada,  namun ada pembatasan terkait jumlah umat yang terlibat dan dilakukan pengaturan jarak.

Bacaan Lainnya

“Proses pemotongan hewan kurban kerap menjadi tontonan, maka untuk menghindari kerumunan hanya petugas potong dan yang mendapat tugas membagikan daging kurban diperbolehkan masuk areal masjid,” ungkapnya.

Begitu pula untuk menghindari kerumunan, nantinya daging kurban akan diantar langsung ke rumah-rumah warga oleh petugas. ”Sudah disiapkan petugas yang nantinya mengantar  daging kurban ke rumah warga,” sebutnya.

Kata Nazrudin,  hingga  hari Kamis (23/7/2020) sudah terdata 6 ekor sapi dan 10 ekor kambing untuk kurban dan jumlahnya kemungkinan akan bertambah sampai H-1. ”Untuk Kecamatan  Bangli, Tembuku dan Susut pemotongan hewan kurban dipusatkan di Masjid Agung Bangli,” sebutnya, seraya menambahkan untuk jumlah umat  di tiga kecamatan sekitar 800 orang.

Sementara untuk menjamin kesehatan hewan kurban yang dipotong, tentu sebelum hewan dipotong akan dilakukan pemeriksaan oleh petugas dari dinas PKP. Disamping itu agar tempat benar-benar steril sehari sebelumnya juga dilakukan penyemprotan di areal masjid.

Di sisi lain untuk proses shalat juga diatur terkait penerapan pembatasan jarak (sosial distancing). Khusus di Masjid Agung Bangli dengan daya tampung  800 jemaah kemungkinan peruntukannya untuk 400 jemaah. ”Walaupun dalam kondisi pademi  Covid-19 tidak menghilangkan makna yang tersirat dari hari raya  Idul Adha,” jelas Nazrudin. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.