Anggaran Fogging Habis, Diskes Pakai Anggaran Vaksin Rabies

Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Diskes Bangli, Ni Wayan Budiari.

BANGLI | patrolipost.com – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bangli mengalami lonjakan, hingga Juni tercatat sebanyak 208 kasus. Tingginya lonjakan membuat anggaran untuk fogging sebesar Rp150 juta habis dipergunakan. Agar kegiatan fogging terus berjalan, dilakukan penggeseran anggaran dengan memanfaatkan anggaran untuk pengadaan vaksin anti rabies (VAR).

Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan (Diskes) Bangli, Ni Wayan Budiari mengatakan di induk diplot anggaran sebesar Rp150 juta untuk kegiatan fogging. Sementara disalah satu sisi, kasus DBD mengalami peningkatan. Mengacu standar operasional prosedur (SOP) setiap temuan kasus DBD disikapi dengan melakukan fogging.

“Hingga bulan Juni tercatat 208 kasus demam berdarah yang tersebar di empat kecamatan,” ungkap Ni Wayan Budiari, Selasa (21/7/2020),

Selain itu permintaan untuk dilakukan fogging dari masyarakat juga terbilang lumayan, setiap hari ada saja permintaan untuk dilakukan fogging.

”Anggaran untuk fogging telah habis di bulan Juni,” ungkapnya.

Mensiasati habisnya anggaran fogging, pihaknya melakukan pergeseran anggaran dengan memanfaatkan anggaran pengadaan VAR.

”Tahun ini anggaran pengadaan VAR sebesar Rp725 juta,” jelasnya.

Kata Wayan Budiari, dari anggaran Rp725 juta pengadaan VAR digeser sekitar Rp125 juta untuk anggaran kegiatan fogging.

”Pergeseran memugkinkan dilakukan karena pos anggaran ada dalam satu pos kegiatan di bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit,” ungkapnya seraya menambahkan dengan ada tambahan anggaran Rp125 juta kegiatan fogging bisa dilakukan hingga akhir Desember.

Disinggung soal pergeseran anggaran tidak berpengaruh terhadap ketersedian VAR, kata Wayan Budiari untuk ketersedian VAR selain melakukan pengadaan lewat anggaran APBD Bangli juga mendapat subsidi dari pemerintah provinsi.

“Setelah dilakukan pergeseran anggaran, di bulan Agustus kami melakukan pengadaan VAR sebanyak 3.600 viar dan jika ditambah stok yang masih tersisa kami jamin ketersedian VAR aman,” tegasnya.

Sedangkan serum anti rabies (SAR) stoknya masih aman, sehingga masyarakat tidak lagi harus keliling rumah sakit untuk mendapatkan SAR.

“Pemberian SAR memang sangat selektif, pemberian hanya dilakukan jika luka gigitan pada areal tubuh yang banyak serabut saraf seperti pada tangan leher dan kepala,” demikian Wayan Budiari. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.