Djoko Tjandra Disebut di Malaysia, Menkum HAM Sebut Kabar Burung

Buron kasus cessie Bank Bali, Joko Soegiarto Tjandra alias Djoko Tjandra yang merugikan negara Rp904 miliar hingga kini keberadaannya masih misterius.(ist)

JAKARTA | patrolipost.com – Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) menyebut buron kasus cessie Bank Bali, Joko Soegiarto Tjandra alias Djoko Tjandra yang merugikan negara Rp 904 miliar, kini berada di Kuala Lumpur, Malaysia. Menteri Hukum dan HAM (Menkum HAM) Yasonna Laoly tidak mengetahuinya secara pasti namun dia juga menerima informasi yang beredar seperti itu.

“Saya belum tau pastinya. Menurut kabar burung sih begitu,” kata Yasonna, Minggu (19/7/2020).

Meski begitu, jika benar ada Djoko Tjandra ada di Malaysia, aparat penegak hukum harus bergerak untuk melakukan penangkapan. Kemenkumham menurutnya, akan bertindak jika ada permintaan dari penegak hukum.

“Kemenkumham sebagai Central Authority hanya dapat bertindak kalau ada permintaan dari penegak hukum,” ujar Yasonna.

Sebelumnya, MAKI menyebut Djoko Tjandra ada di Kuala Lumpur, Malaysia. MAKI mengaku pihaknya pernah bertemu langsung dengan Djoko Tjandra di sana.

“Ini jelas di Kuala Lumpur. Saya tahu persis Oktober kemarin tim kita ketemu dan sekarang dia balik ke Kuala Lumpur. Tim kami bertemu di Kuala Lumpur di Menara Tun Razak Exchange, lantai 105-106. Tim saya pernah ketemu Oktober 2019 dan saya yakin di sana,” kata Koordinator MAKI Boyamin Saiman dalam diskusi polemik bertema ‘Ironi Djoko Tjandra dan Tim Pemburu Koruptor’, Sabtu (18/7).

MAKI meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut melobi Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Rassid untuk membantu menangkap Djoko Tjandra.

“Tugas Kejaksaan Agung bersama Menko Polhukam dan lainnya mengejar ke sana untuk dipulangkan. Presiden Pak Jokowi meminta Perdana Menteri Malaysia untuk menangkap orang ini,” ujar Boyamin.

Boyamin kemudian menjelaskan rute perjalanan pelarian Djoko Tjandra dari Indonesia ke Malaysia. Ia menyebut Djoko masuk dan keluar Indonesia melalui jalur perbatasan Entikong, Kalimantan Barat (Kalbar), lalu melakukan perjalanan ke Jakarta dari Pontianak menggunakan pesawat, turun di Bandara Halim Perdanakusuma. Menurut Boyamin, hal itu dilakukan Djoko Tjandra secara berulang.

“Itu bolak-balik (perjalanan Pontianak-Jakarta) dari (Bandara) Halim, masuk lewat Halim dari Pontianak. Jadi urutan begini, dari Malaysia, Kuala Lumpur, ada dua potensi langsung ke Pontianak atau lewat Entikong, jalur tikus. Saya yakin banyak jalan tikus karena tidak terdeteksi apa pun Djoko Tjandra itu masuk pakai Djoko Tjandra maupun Djokcan. Artinya, dia masuk lewat jalan tikus Entikong, kemudian dari Bandara Pontianak ini ke Jakarta ada beberapa, ada pernah pakai private jet, pakai Lion, pakai komersial. Ini berulang-ulang. Djoko Tjandra ini tidak lama di Indonesia. Cuma 2-3 hari, cepat-cepat balik ke Kuala Lumpur, ngurus PK dan KTP. Selesai. Dia balik ke Kuala Lumpur, ngurus paspor. Selesai. Balik ke Kuala Lumpur,” ungkap Boyamin.

Bikin Geger
Djoko Tjandra awalnya bikin geger karena sempat datang ke PN Jakarta Selatan untuk mengajukan sendiri permohonan peninjauan kembali (PK). Ini menjadi ironi lantaran Djoko Tjandra, yang berstatus buron sejak 2009, sampai kini belum tertangkap.

Kehebohan mengenai permohonan PK yang diajukan Djoko Tjandra ini mengungkap kongkalikong di sektor lain. Akhirnya terungkap pengurusan kilat e-KTP Djoko Tjandra di Kelurahan Grogol Selatan hingga penerbitan surat jalan dari Jakarta ke Pontianak.(305/dtc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.