Pengambilan Jenazah Pasien Corona Berbuntut Panjang, Polisi Tangkap 39 Warga

Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Ibrahim Tompo
Pengambilan jenazah pasien Corona secara paksa oleh pihak keluarga di Makassar (ist)

MAKASSAR | patrolipost.com – Kejadian pengambilan jenazah pasien Corona di sejumlah rumah sakit di Makassar berbuntut panjang. Kini pihak kepolisian pun kembali menangkap sejumlah orang terkait kejadian tersebut. Terakhir pihak Polda Sulsel menangkap 7 orang terkait pengambilan paksa jenazah pasien Corona di sejumlah rumah sakit di Makassar. Hingga kini 39 warga telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian.

“Jadi ada penambahan pengambilan paksa jenazah Covid-19 di 3 rumah sakit berbeda selain RS Labuang Baji. Penambahan itu di rumah sakit Dadi Makassar 2 orang, RS Bhayangkara 2 orang dan RS Stella Maris 3 orang,” ujar Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Ibrahim Tompo, Sabtu (4/7/2020).

Sebelumnya Ibrahim mengatakan ada 32 orang yang lebih dulu ditetapkan sebagai tersangka. Dari kasus pengambilan paksa di RS Labuang Baji, polisi awalnya menangkap 6 orang.

“Kemudian kita melakukan penangkapan terhadap 13 orang lainnya lagi,” katanya.

Setelah menangkap 13 orang tersebut, pihak kepolisian terus mendalami terkait peristiwa tersebut. Beberapa hari kemudian, pihak kepolisian kembali menangkap 13 orang lainnya sehingga total yang ditangkap dari RS Labuang Baji menjadi 32 orang.

“13 orang lainnya yang diperiksa ini ternyata ada yang 3 yang reaktif, untuk itu yang 10 kita tetap melakukan penahanan di tambah lagi 1 memang ada yang menyerahkan diri itu kita periksa juga reaktif,” tuturnya.

Pihak kepolisian masih memeriksa intensif para tersangka yang sudah tertangkap. 39 tersangka itu pun akan dikenakan pasal berlapis

“Pasal yang diterapkan yaitu Pasal 214, 335, 336, dan Pasal 93 UU No 6 Tahun 2019 dengan ancaman hukuman sampai 7 tahun,” kata dia.

Kemudian fakta lain juga terungkap dalam peristiwa tersebut. Pihak kepolisian sempat melakukan rapid test pada para tersangka dan hasilnya sebagian dari mereka reaktif virus Corona.

“Kita laksanakan pemeriksaan rapid test karena kita juga waspada, kita curiga mereka bersentuhan dengan Covid-19 atau suspect Covid. Kita periksa rapid test dan anggota gunakan APD, ada beberapa yang reaktif ini memprihatinkan kita,” ujar Ibrahim.

Selain itu, Ibrahim juga mengungkap ternyata dua tersangka di antara para tersangka ternyata anak dari seorang ibu yang dibawa kabur saat menjalani perawatan dengan status PDP Corona.

“Yang di RS Bhayangkara itu bukan mayat, bukan jenazah yang dicuri, tapi mengambil pasien ibunya,” terang Ibrahim.

Ibrahim menyebut pelaku yang membawa kabur pasien PDP Corona dari ruang isolasi RS Bhayangkara Polda Sulsel adalah anak sang pasien.

“Itu awal kejadiannya dia datang ke sana untuk membesuk ibunya. Pada saat dia mau besuk, tidak diberikan karena memang ibunya berstatus PDP sehingga berada di ruang isolasi dan memang standarnya ruang isolasi tidak bisa dibesuk,” terang Ibrahim.

“Sisanya lagi akan kita tindak lanjuti ke depan. Tetap sama akan kita lakukan pengembangan terhadap pelaku lakunya tergantung penyedia penyidiknya membangun progres lagi tapi kita Intens melakukan pengembangan pemeriksaan,” imbuhnya. (305/kmc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.