BI Gandeng KTT Merta Abadi Jembrana Kembangkan Budidaya Organik Berbasis Microbacter Alfaafa (MA-11)

Kelompok Tani Ternak (KTT) Merta Abadi di Subak Abian Dana Amartha Sari di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana mengikuti Bantek BI. 

 

Bacaan Lainnya

 

JEMBRANA | patrolipost.com – Tindak lanjut dari program yang telah dikembamgkan dalam 2 tahun terakhir, Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali kali ini kembali menemui Kelompok Tani Ternak (KTT) Merta Abadi di Subak abian Dana Amartha Sari yang berlokasi di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, guna melakukan Bantuan Teknis (Bantek) pengembangan Budidaya Organik Berbasis Microbacter Alfaafa (MA-11) disamping juga pengembangan kakao dan penanggulangan hama penyakit yang kerap menyerang tanaman kakao, Kamis (18/6/2020).

Seperti diketahui, KTT Mertha Abadi merupakan kumpulan petani yang memiliki komitmen mengembangkan kakao Jembrana dengan perlakuan organik. Ketua kelompok KTT Mertha Abadi Kadek Sudiantara mengatakan, program pengembangan kakao organik yg dibina oleh Bank Indonesia diikuti oleh 30 petani kakao. Program yang telah berjalan dalam 2 tahun terakhir, atas kesepakatan petani membentuklah kelompok tani Merta Abadi. Dimana melalui program ini petani fokus dalam pengembangan kakao serta pelestarian yang tidak terlepas dari aturan-aturan seperti pentingnya sertifikasi UTZ yang telah diperoleh oleh Subak.

“Pola tanam yang mulai dikembangkan yaitu dengan menata lahan kakao lebih teratur dimana jelas penataan kakao dan penaung yang dikombinasikan dengan tanaman vanili serta budidaya lebah diharapkan bisa memberikan nilai lebih,” ucapnya.

Dari tempat yang sama Manajer Fungsi Pelaksanaan dan Pengembangan UMKM (FPPU) KPw BI Bali, I Made Rai Subawa yang mewakili Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho pada kesempatan ini menjelaskan, bahwasanya bantek kali ini mengajarkan petani untuk mengembangkan pertanian organik yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia dengan memakai teknologi MA 11. Dimana kelompok binaan wajib bisa dan mampu memproduksi secara mandiri pupuk organik cair, pestisida dan fungisida nabati sehingga kelompok tidak perlu mengeluarkan dana besar untuk mengarah ke organik.

“Pembuatan bibit dipandu oleh PPL Pertanian Kabupaten Jembrana dimana diharapkan petani tidak kesulitan lagi mencari bibit kakao berkualitas dalam pengembangan lahan kakao, kelak jika membutuhkan,” tutur Rai Subawa didampingi Konsultan FPPU, I Gede Gustin Premana

Rai subawa menambahkan komitmen dan kesungguhan kelompok kakao ini akan terus dikembangkan untuk menjadi kelompok mandiri dimana tahun 2019 juga telah dibantu sumur bor untuk irigasi kebun kakao sehingga dapat meminimalisasi kekeringan lahan dan peningkatan produksi kakao.

Selain itu Konsultan FPPU BI I Gede Gustin Premana juga menjelaskan, luasan lahan kelompok saat ini 14 hektar dengan pola tanam sama. KTT Merta Abadi merupakan bagian tidak terpisahkan dari Subak Dana Amrtha Sari.

“KTT dibentuk oleh para petani yang memiliki komitmen mengikuti program BI. Meskipun anggota subak ada 140 orang, namun tidak semua fokus di kakao, lantaran sifatnya subak abian,” tutur.

Jadi menurut Gustin begitu kerap disapa, dengan diadakannya kegiatan ini peserta bantek dari Kelompok Tani Kakao Merta Abadi Subak Dana Amrtha Sari dapat memperoleh ilmu mengenai bagaimana meningkatkan produk pertanian secara kualitas dan kuantitas menuju terwujudnya pangan sehat, serta membangun sistem pertanian terintegrasi untuk kemandirian petani dan pertanian sebagai fondasi Bioeconomic Nasional dalam mewujudkan pangan sehat dan energi bersih.

“Program BI ini disambut antusias petani dalam mewujudkan 4 strata pertanian yaitu, lahan utama kakao, penaung pohon lamtoro di isi vanilli, pagar ditanam pisang atau sereh, di atas kakao atau lamtoro ada budidaya lebah dan ini yang kita harapkan,” ucapnya menutup. (473)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.