Miris! Bocah SD Korban Meninggal Pertama Covid-19 di Gianyar

Foto ilustrasi/net.

GIANYAR | patrolipost.com – Setelah heboh seorang pedagang terpapar Covid-19, warga Gianyar, Senin (1/6/2020) dikejutkan dengan meninggalkan seorang bocah SD dengan hasil positif swab test.

Ironisnya, sebelum meninggal bocah ini divonis menderita DBD dan jenazah sempat disemayamkan di rumah duka, Banjar Serongga Kelod, Desa Serongga, Gianyar. Setelah itu baru dikubur tanpa protokol penguburan jenazah Covid-19.

Bacaan Lainnya

Dari keterangan yang diterima, korban dengan inisial GALP (12), laki-laki asal Desa Serongga ini, selama ini tinggal di Jalan Dewi Sri, Batubulan, Sukawati. Korban menderita demam sejak 24 Mei lalu dan sempat menjalani perawatan di rumah. Lantaran demamnya samakin tinggi, korban akhirnya dibawa ke rumah sakit Ganesha, Sukawati tanggal 28 Mei 2020. Lantaran didiagnosa suspect DHF, bocah ini lantas dirapid test dengan hasil reaktif.

Karena terjadi penurunan kesadaran, pasien ini lantas dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar. selama perawatan ini, pihak RSUP Sanglah melakukan swab test. Namun, pasien akhirnya meninggal sebelum hasil swab test keluar. Jenazah korban pun sempat disemayamkan di rumah duka sebelum dikuburkan. Prosesi penguburan pun dilaksanakan hari Minggu (31/5/2020) tanpa protokol penguburan jenasah penderita Covis-19.

Pada Senin (1/5) hasil swab test keluar dan menunjukan jika korban yang sudah dikubur ini positif terpapar Covid-19. Keluarga, kerabat dan warga yang mengikuti prosesi penguburan pun kini was-was.

Ketua Harian Satgas Covid-19 Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya membenarkan jika bocah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) itu meninggal dan hasil swab menunjukkan positif Covid-19. Disebutkan, setelah meninggal, jenazah dibawa ke Serongga Kelod dan tidak langsung dimakamkan.

“Ya, memang sempat disemanyamkan sementara di rumah duka yakni di Balai Dangin. Karena saat jenazah dipulangkan hasil swab belum keluar,” ungkap Wisnu.

Dibenarkan pula jika jenazah sudah dikubur sesuai prosesi Agama Hindu. Namun, Wisnu menekankan saat prosesi tidak disertai dengan prosesi nyiramin atau pemandian. “Pihak keluarga sudah curiga dengan kematian korban yang begitu cepat. Sehingga pihak keluarga berinisiatif tidak melibatkan banyak orang dan menjalankan protokol kesehatan penanganan Covid-19,” tekannya.

Hingga akhirnya, teka teki penyebab kematian korban terjawab sehari setelah dikubur. Setelah Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar menerima laporan hasil Swab dari RSUP Sanglah dengan hasil positif Covid-19. Dengan hasil ini, tim surveillance Diskes Gianyar disebutkan sudah berkoordinasi dengan pihak RS Ganesha, Puskesmas Sukawati untuk menelusuri histori perjalanan penyakit pasien.

“Sudah dilakukan investigasi ke RS Ganesha dan ke rumah tempat tinggal pasien serta di rumah duka di Desa Serongga Kelod. Hari Selasa, kami akan laksanakan swab bagi keluarga yang kontak erat sebanyak 4 orang. Untuk anggota keluarga dan kerabat yg terlibat dalam prosesi pemakam masih dilakukan pendataan untuk dilakukan rapid test,” pungkasnya. (338)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.