Sempat Menolak! 777 Warga Sayan Baleran, Werdi Bhuwana Dirapid Test, 21 Orang Reaktif

Warga Banjar Sayan Baleran mengikuti rapid test yang diadakan Satuan Gugus Tugas penanggulangan Covid-19 Kabupaten Badung.

MANGUPURA | patrolipost.com – Sejumlah warga Banjar Sayan Baleran, Desa Werdi Bhuwana, Kecamatan Mengwi, Badung, menolak dirapid test. Padahal, wilayah tersebut masuk zona merah dan telah terjadi transmisi lokal wabah virus Corona (Covid-19).

Akibatnya, rapid test massal lanjutan dari rapid test pertama pun nyaris buyar. Namun, beruntung berkat pendekatan yang dilakukan pihak-pihak terkait seperti Dinas Kesehatan dan Gugus Tugas Covid Kabupaten Badung, akhirnya Senin (25/5/2020) seluruh warga bersedia menjalani rapid test.

Bacaan Lainnya

Dan hasilnya pun kembali mencengangkan. Sebab, dari 777 warga di Banjar Sayan Baleran, Desa Werdi Bhuana yang menjalani rapid test sebanyak 21 warga hasilnya reaktif.

“Seperti tahap rapid test sebelumnya, masyarakat yang hasilnya reaktif akan langsung dilakukan swab di RSD Mangusada,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Badung dr Nyoman Gunarta.

Saat ini sebagian besar warga Banjar Sayan Baleran sudah dirapid test. “Hari ini ada 777 warga dirapid test, dari semua itu 21 diantaranya hasilnya reaktif. Sehingga harus dilakukan test Swab,” katanya sembari menambahkan sudah ada sebanyak 1.214 warga yang dilakukan rapid test di Banjar Sayan Baleran. Rinciannya rapid test pertama sebanyak 123 orang, kemudian 314 orang dan kini rapid test selanjutnya diikuti 777 orang.

Diuraikan Nyoman Gunarta, seperti sebelumnya (Rapid test awal –red) ada 12 warga yang reaktif, setelah swab hasilnya 4 orang yang positif dan kini ditangani Satuan Gugus Tugas Provinsi Bali. Sementara warga yang hasilnya negatif masih dikarantina dan dilakukan swab tahap dua,” jelas dr Gunarta.

Disinggung mengenai sempat adanya penolakan sejumlah warga untuk dirapid test, pejabat asal Sibanggede ini membenarkan. Menurut dr Gunarta, informasi yang diterima warga ketika hasil rapid test reaktif mereka akan dikarantina. Sedangkan dalam masa karantina, sesuai informasi yang beredar, warga tidak mendapatkan perhatian. Seperti makan hanya sekali, dan air minum hanya 1 gelas.

“Itu informasi keliru yang pertama. Kedua mereka pikir kalau dikarantina, keluarga tidak diperhatikan,  padahal kami dari Gugus Tugas Kabupaten dan Satgas Desa sudah persiapkan hal tersebut,” terangnya.

Namun, setelah mereka diberikan pemahaman akhirnya sebagian besar mengikuti rapid test. “Rapid test dilakukan di rumah warga,” tukasnya. (634)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.