Pedagang Ngamuk Buka Blokade Jalan, Ini Penyebabnya Versi Polisi

Pedagang Pasar Payakumbuh mengamuk karena dilarang oleh petugas covid-19 masuk areal pasar. (net)
Pedagang Pasar Payakumbuh mengamuk karena dilarang oleh petugas covid-19 masuk areal pasar. (net)

PAYAKUMBUH | patrolipost.com – Sebuah video viral memperlihatkan para pedagang mengamuk dan membuka blokade pembatas jalan. Pedagang tersebut terlihat marah-marah dan kemudian membuka blokade jalan. Dalam video yang dibagikan akun instagram Infosumbar berdurasi 38 detik itu terlihat polisi berusaha menenangkan pedagang yang sudah kalap. Namun, pedagang terus saja marah-marah dan membuka blokade jalan tersebut.

Aksi pedagang itu membuat pengunjung pasar lainnya menyaksikan kejadian tersebut sehingga terlihat pasar semakin ramai. Setelah ditelusuri, peristiwa itu terjadi di Pasar Payakumbuh, Sumatera Barat, Jumat (22/5/2020) pukul 16.30 WIB.

Akibat kesalahpahaman pedagang Pasar Payakumbuh, Kapolres Payakumbuh AKBP Dony Setiawan membenarkan kejadian itu terjadi di Pasar Payakumbuh. “Betul terjadi di Pasar Payakumbuh pada pukul 16.30 WIB tadi,” kata Dony. Dony mengatakan peristiwa itu terjadi karena adanya kesalahpahaman antara pedagang dengan petugas covid-19 yang bertugas di tugu Adipura dekat Pasar Payakumbuh.

“Kejadian berawal dari ada kesalahpahaman antara pedagang dengan Satgas Covid-19. Akibatnya terjadi penilaian sendiri dari pedagang dan berujung pembongkaran paksa blokade,” kata Dony.

Dony mengatakan kejadian ini berawal dari pelarangan pedagang masuk ke areal pasar oleh petugas covid-19 yang berjaga di depan tugu Adipura.

Hal tersebut membuat pedagang marah. Padahal, blokade tersebut bukan untuk melarang pedagang dan pengunjung pasar masuk areal pasar, melainkan mengurangi kepadatan kendaraan yang parkir.

“Ini bertujuan mengurangi kepadatan parkir kendaraan yang pengunjungnya cukup ramai. Bukan untuk melarang pedagang masuk. Tapi terjadi salah paham,” jelas Dony.

Menurut Dony, pihaknya akhirnya memediasi kejadian tersebut sehingga kekisruhan tidak berlarut-larut. “Satu jam setelah itu, kondisi sudah bisa dikendalikan. Kita mediasi dan duduk satu meja sehingga akhirnya sudah kondusif kembali,” jelas Dony. (305/kmc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.