Mahasiswa Seni Rupa IKIP Gelar Pameran Online Merespons Pandemi Covid-19

Karya visual pameran online Mahasiswa pendidikan Seni Rupa IKIP PGRI Bali di instagram @_mpsr_ikip.

DENPASAR | patrolipost.com – Mahasiswa pendidikan Seni Rupa IKIP PGRI Bali gelar pameran online merespons pandemi Covid-19. Beberapa deskripsi karya dalam pameran memberi pesan maupun imbauan bagi masyarakat tentang bahaya Covid-19.

Koordinator Pameran I Made Dwi Karang Prasetya atau kerap disapa Made Karung mengatakan bahwa pameran online yang digelar mahasiswa Pendidikan Seni Rupa IKIP PGRI Bali dalam rangka merespons pandemi Covid-19 menjadi sebuah karya visual.

Bacaan Lainnya

“Pameran online dari mahasiswa Pendidikan Seni Rupa IKIP PGRI Bali bisa disimak di instagram @_mpsr_ikip,” kata I Made Dwi Karang Prasetya atau Made Karung kepada patrolipost.com, Kamis (16/4/2020).

Made Karung menerangkan, pameran online ini khusus diikuti mahasiswa seni rupa IKIP PGRI Bali, yang akan digelar selama satu minggu penuh. Pameran tersebut telah dimulai pada Selasa (14/4) yang direncanakan akan berlangsung hingga 21 April 2020 mendatang. Pameran online ini menjadi ajang bagi mahasiswa seni tetap berkarya di pandemi Covid-19.

“Untuk yang ikut pameran khusus mahasiswa seni rupa IKIP dan ada juga partisipasi dari salah satu anak dosen Prodi seni rupa IKIP PGRI Bali,” terangnya.

“Pameran ini bergantung pada niat teman-teman prodi seni rupa. Sekaligus menggerakkan adik-adik mahasiswa seni rupa IKIP untuk meningkatkan produktivitas berkaryanya walaupun di rumah,” ungkapnya.

Made Karung menjelaskan, beberapa deskripsi karya di dalam pameran memberi pesan maupun imbauan bagi masyarakat akan bahaya Covid-19. Diantaranya karya bertajuk Tetaplah Bahagia memiliki deskripsi  sesuatu keinginan bersama agar secepatnya virus Covid-19 berakhir. Maka dari itu kita tetap di rumah, gunakan masker jika harus keluar, tetap menjaga kebersihan serta tetap selalu tersenyum dan bahagia.

Selanjutnya karya dari I Made Dwi Karang Prasetya yang bertajuk Virus Covid-19 Berbahaya yang diwakilkan oleh pacman yang sedikit demi sedikit memakan pemahaman kita, keyakinan kita, dan semua itu adalah budaya warisan luhur. Kepercayaan menjadi sesuatu hal yang sangat dibutuhkan saat ini. Sedangkan karya bertajuk Terbatas, memiliki deskripsi karya situasi virus Covid-19 berdampak besar bagi semua orang. Virus ini benar-benar membuat orang tidak leluasa atau sangat terbatas dalam melakukan aktivitasnya.

Berikutnya karya berjudul Gws Pertiwiku, memberikan deskripsi bahwa pertiwi melakukan perjalanan untuk mencari obat dari penyakit yang dideritanya. Perjalanan dimulai dari Wuhan sampai ke seluruh penjuru dunia. Selama perjalanan, banyak juga yang menderita penyakit sama dengannya. Jadi Pertiwi mulai takut, kapankah ini akan berakhir.

Karya berjudul Penguasa Dunia mendeskripsikan situasi saat ini bukan lagi negara yang memiliki senjata atau militer terkuat menjadi penguasa dunia. Virus yang tak terlihat oleh matalah yang telah mengguncangkan dunia dan membuat pemerintah di setiap negara kewalahan melawannya, bahkan negara terkaya pun semuanya sama dimata virus Corona.

Jangan merasa menjadi orang yang paling kebal virus. Dengan #dirumahaja kamu sudah ikut berperang melawan pandemi Corona, karena virus Corona masih mengintai orang-orang yang tidak taat aturan. Karya bertajuk Gering Gumi berdeskripsi gering yang berarti sakit dan gumi berarti bumi, jadi Gering Gumi dapat disimpulkan sakit yang dirasakan oleh bumi ini. Bumi yang semakin hari semakin tua ini sangat banyak mengalami sakit dari mulai polusi, penebangan hutan sembarangan, sampah plastik yang makin hari makin tak terkontrol jumlahnya.

Belum lagi kebakaran hutan yang membuat pencemaran udara, dan saat ini bumi makin terpuruk dengen wabah Covid-19. Covid-19 ini memang menimbulkan efek yang sangat buruk bagi penghuni bumi tapi di balik itu semua bumi sedang memperbaiki bagiannya yang rusak. Serta banyak karya lainnya yang memiliki deskripsi terkait Covid-19.

“Pameran ini juga memberi imbauan kepada masyarakat untuk tidak bersikap kepala batu (membandel) terhadap peraturan atau kebijakan pemerintah, pastikan menerapkan sosial distancing, diam di rumah, berkegiatan di rumah saja bisa mendukung dan menambah produktivitas maupun kreativitas sebagai mahasiswa,” tambahnya.

Made Karung berharap, semoga bahaya tentang virus Covid-19 tersampaikan melalui karya seni. Jadi untuk saat ini jangan melakukan rutinitas di luar rumah secara berlebihan dan gunakan masker demi kesehatan. (cr02)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.