Wanita Pekerja Spa Meninggal di Seririt Diduga Suspect Covid-19

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa.

SINGARAJA | patrolipost.com – Meninggalnya wanita asal Kecamatan Seririt, Senin (30/3/2020) membuat heboh publik di daerah itu. Pasalnya, wanita berusia 27 tahun yang bekerja di sebuah Spa di Denpasar itu meninggal di Rumah Sakit (RS) Pratama Tangguwisia, Kecamatan Seririt, Buleleng dengan gejala mirip terpapar virus Corona (Covid-19).

Bahkan, proses penguburan jenazahnya pun dilakukan layaknya pasien positif Covid-19, dimana staf medis yang menangani mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Kondisi itu yang memantik isu sehingga membuat heboh publik Buleleng.

Bacaan Lainnya

Awalnya wanita itu dibawa ke rumah sakit seminggu setelah pulang dari Denpasar tempatnya bekerja pada Minggu (15/3/2020) lalu. Ia mengeluh demam, batuk gangguan pada bagian paru-parunya. Karena kondisinya memburuk, pada Minggu (22/3/2020) wanita tersebut memeriksakan diri ke RS Pratama Tangguwisia. Hasil pemeriksaan medis, diketahui  mengalami demam hingga 37,2 derajat celcius. Namun oleh pihak rumah sakit, wanita ini diminta untuk istirahat di rumahnya karena dianggap demam biasa.

Tidak lama berselang kondisinya semakin memburuk. Pihak keluarga kembali membawanya  ke RS Pratama Tangguwisia Seririt,  Senin (30/3/2020) malam. Sayang, hanya beberapa saat di RS Pratama Tangguwisia, wanita itu kemudian dinyatakan meninggal dunia.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa menjelaskan, saat dibawa ke rumah sakit untuk kali kedua, kondisi wanita tersebut sudah sangat menurun dan tidak sadarkan diri. Tak lama kemudian pasien dinyatakan meninggal dunia sebelum sempat dirujuk ke RSUD Buleleng.

“Belum sempat direkomendasi merujuk ke RSUD, pasien sudah meninggal,” ungkap Suyasa, Selasa (31/3/2020) siang.

Suyasa menjelaskan, pasien tersebut memiliki gejala klinis demam tinggi dan peumonia atau radang paru. Selama ditangani di rumah sakit, tim medis juga sudah dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD). Setelah meninggal, oleh rumah sakit langsung menjalankan protap penanganan pasien Covid-19.

“Jenazahnya langsung dibawa ke setra desa tempat asalnya untuk segera dimakamkan menggunakan mobil ambulance sesuai aturan penanganan Covid-19,” imbuhnya.

Meski demikian Suyasa belum berani memastikan wanita itu meninggal disebabkan virus Covid-19 atau tidak, sebelum ada hasil pasti dari laboratorium.

“Belum ada hasil lab yang menyatakan pasien itu positif Covid-19. Tapi ketika diperiksa memang ada gangguan pada paru-paru, diduga ada gejala ke arah Covid. Namun kami masih tunggu hasil lab dulu. Sekarang kami lakukan adalah menyelamatkan orang-orang yang sempat melakukan kontak dengan pasien tersebut,” jelas Suyasa.

Hasil penelusuran (tracing contact) ditemukan siapa saja yang sempat melakukan kontak dengan pasien dari tanggal 22 Maret sampai 30 Maret. Ada sebanyak 6 orang yang sempat melakukan kontak dengan pasien. Selanjutnya dilakukan rapid test, Selasa (31/3/2020) hasilnya negatif. Namun,mereka tetap diminta untuk mengisolasi diri di rumah sampai dengan 14 hari ke depan.

“Petugas medis yang sempat memeriksa pasien itu belum di-rapid test, karena mereka sudah mengenakan APD. Meski hasilnya negatif, enam orang yang sempat kontan dengan pasien itu akan kami test lagi minggu depan untuk bisa memastikan mereka terbebas dari virus Corona,” tandas Suyasa. (625)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.