Perkumpulan Reiki Siap Layani Pemulihan Pasien Covid 19

Ketua Pelaksana Harian Perkumpulan Reiki, Irwan Effendi. (ist)

 

Bacaan Lainnya

 

JAKARTA | patrolipost.com – Dengan semakin memburuknya kondisi sosial ekonomi Indonesia sehubungan dengan ketakutan yang berlebihan, akibat overexposure tentang penyakit COVID-19, yang disebabkan oleh virus SARS CO-V2, maka tampak dengan jelas bahwa kedokteran sebagai tulang punggung kesehatan masyarakat Indonesia tidak dapat bekerja sendiri dalam mengatasi masalah ini serta mengendalikan situasi.

Sebagai suatu perkumpulan berbadan hukum yang terdaftar secara resmi di Kementerian Kesehatan selaku penerbit rekomendasi untuk terapis kesehatan tradisional (HatTra) berbasis keterampilan olah energi/olah pikir, perkumpulan Reiki merasa terpanggil untuk ikut bertanggung jawab dan mengerahkan seluruh sumber daya kami untuk bersinergi dan membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah ini, begitu diungkapkan Ketua Pelaksana Harian, Irwan Effendi dalam keteranga persnya di Jakarta, Senin (30/3/2020).

“Lantaran itulah sejak tahun 2018, anggota kami yang bergerak di bidang penelitian telah menemukan metoda-metoda yang efektif dan efisien dalam menangani berbagai jenis penyakit menular, maka sejak itu pula beberapa anggota kami telah melaporkan tingkat kesuksesan diatas 80 persen dalam menyembuhkan berbagai penyakit yang diakibatkan oleh mikroba, antara lain virus, bakteri, jamur dan paramaecium,” sebutnya.

Dijelaskan, penyakit yang telah berhasil disembuhkan selama ini mencakup juga influenza (yang disebabkan oleh virus dari keluarga HxNx) dancommon cold (yang disebabkan oleh virus dari keluarga Corona).

Demikian pula sejak mulai ramainya berita tentang menyebarnya virus Corona varian baru keluar dari RRC, bidang LitBang Perkumpulan Reiki telah memulai upaya untuk memastikan apakah metode-metode yang kami miliki bisa efektif untuk menangani virus tersebut, dan sebagai hasilnya, disimpulkan bahwa SARS CO-V2 dapat dilumpuhkan dengan metoda yang sama yang selama ini digunakan untuk melumpuhkan varian yang menyebabkan penyakit Common Cold, yakni dengan menggunakan listrik statis yang dihasilkan oleh tubuh. Sejak beredarnya virus tersebut di Indonesia, kami telah menangani total lebih dari 200 kasus gejala demam dan batuk kering dengan tingkat kesembuhan dalam 48 jam melebihi 80 persen.

Langkah penanganan yang dilakukan sangat sederhana dan hasilnya sangat efektif. Penderita gejala demam dan batuk kering diinstallkan program untuk terapi antivirus, lalu melakukan terapi pada diri sendiri dengan mengarahkan jari-jari tangannya ke kepalanya sendiri selama 2 menit, kemudian ke dadanya selama 2 menit, abdomen atas selama 2 menit dan abdomen bawah selama 2 menit. Untuk kondisi gejala yang termasuk kategori very mild , terapi ini hanya perlu dilakukan sekali dan gejala biasanya sudah hilang dalam waktu 12 jam. Untuk kategori mild, terapi ini perlu dilakukan dua atau tiga kali dan gejala biasanya hilang dalam waktu 24 s.d 48 jam.

“Sejauh ini kami belum mendapatkan klien dengan kondisi gejala intermediate dan severe, jadi kami belum memiliki data tentang itu. Setelah gejalanya sendiri hilang, klien dapat melakukan terapi juga pada seluruh anggota keluarganya yang tinggal serumah untuk memastikan bahwa virus yang di tubuh mereka juga ternetralisir,” tutur Iwan.

Walaupun data uji coba kami bukan pada kasus yang sudah terkonfirmasi positif (sejauh ini baru 1 kasus yang sudah terkonfirmasi positif dan dinyatakan sembuh 2 hari setelah diterapi 4 hari setelah pertama dikonfirmasi positif), namun karena banyak dari klien yang kami terapi adalah orang-orang yang berada di zona merah serta ada kontak langsung dengan ODP/PDP, kami yakin setidaknya sebagian dari mereka adalah benar tertular SARS CO-V2.

Akan tetapi jika ada pihak-pihak yang merasa bahwa hal ini harus dibuktikan secara uji klinis, kami siap untuk menjalani pembuktian kapanpun dibutuhkan, asalkan difasilitasi untuk akses ke penderita yang sudah dikonfirmasi positif COVID-19. Bahkan sebenarnya kami telah mengusahakan sendiri untuk hal ini, akan tetapi terbentur pada kerumitan birokrasi yang ada,” imbuhnya.

Perlu diketahui bahwa instalasi anti virus dapat dilakukan secara tatap muka dari jarak aman (2 meter atau lebih) ataupun dilakukan secara jarak jauh (tanpa tatap muka). Karena kebutuhan yang mendesak dan secara nasional, peneliti kami telah merelakan bahwa metoda ini yang biasanya dijadikan sebagai sumber penghasilan, diberikan satu kali secara gratis untuk pemakaian selama 3 hari kepada SIAPAPUN yang memintanya untuk dimanfaatkan baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. Kelonggaran ini diberikan sampai masalah COVID-19 ini berhasil ditangani dengan baik dan tidak lagi mengakibatkan disrupsi sosial ekonomi di Indonesia. (Cr02)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.