Kulkul Puri Klungkung Mesuara, warga Diminta Pasang Pinget Colek Pamor

Kulkul Pejenengan Puri Klungkung.

SEMARAPURA | patrolipost.com – Santernya informasi bahwa Kulkul Pejenengan Puri Klungkung mesuara (berbunyi). Info yang beredar luas di media sosial ini mendapat beragam tanggapan dari nitizen.

Ketika hal ini dikonfirmasikan kepada Ide Dalem Semaraputra, Kamis (26/3/2020) beliau mengatakan beberapa warga mengakui mendengarkan Kulkul Pejenengan Puri Klungkung tersebut bersuara tanpa dipukul orang.

Menurut Ide Dalem Semaraputra penglingsir Puri Klungkung yang abiseka ratu Dalem penerus Kerajaan Klungkung ini, jika kondisi seperti yang beredar saat ini bahwa Pejenengan Puri Klungkung mesuara, menandakan bahwa datangnya bahaya wabah seperti saat ini melanda negeri kita.

”Untuk itu kita meminta warga Klungkung untuk memasang tanda pinget daun pandan 3 biji, dan tabia (cabai), bawang, pis bolong satu biji dan semuanya diikat dengan  benang tri datu, yang  dipasang di depan pintu gerbang masuk pekarangan. Serta jangan lupa diisi tapak (colek pamor red) dara dari kapur,” ujarnya mengingatkan.

Ide Dalem Semaraputra menambahkan, mesuaranya kentongan Pejenengan Puri Klungkung  ini sebagai pertanda akan adanya peringatan datangnya suatu bencana yang harus diwaspadai. Umat dan warga Klungkung wajib meminimalisir untuk menolak bala (wabah penyakit red) yang datang.

Sementara itu dari kacamata pemerhati sastra dan lontar Bali I Dewa Ketut  Soma ketika mengamati fenomena adanya suara kulkul pejenengan puri itu mesuare, menurutnya itu sebagai pertanda suara kulkul magis. Hal itu ada hubungan historis antara ide Dewagung bhatara dalem dengan Ida bhatara sakti tolangkir dan ida dalem Ped di Nusa Penida.

“Bila ada kebrebehan, grubug dan sejenisnya, kulkul pejenengan ini akan bersuara gaib, tanpa ada yang memukulnya. Itu pertanda agar umatNya selalu eling , waspada akan sebuah marabahaya. Dengan situasi seperti  itu, kita diingatkan untuk selalu  waspada, perbanyak doa dan melakukan ritual kecil sesuai petunjuk beliau Hyang Kuasa,” ujarnya.

Lebih jauh tokoh Desa Satra ini menuturkan dengan bijak,  secara sekala kita ikuti instruksi pemerintah untuk diam di rumah, kurangi aktivitas yang melibatkan masyarakat banyak. Tunda kegiatan yang berskala besar, dan sejenisnya sebagai imflentasi memutus mata rantai penyebaran pademi Corona Virus (Covid-19). (855)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.