Rencananya Membunuh PIL, Justru Halima Ditikam 14 Kali

DENPASAR | patrolipost.com – Pembunuhan sadis yang dilakukan Rudianto (40) terhadap istri sirinya, Halima (27) di Pasar Kreneng Selasa (15/10) akhirnya terungkap. Pelaku sebetulnya datang dari Surabaya ke Bali untuk membunuh Pria Idaman Lain (PIL) istri sirinya itu. Namun karena Halima melindungi PILnya, akhirnya pelaku melampiaskan kemarahan dengan menikam Halima 14 kali.

Wakapolreta Denpasar AKBP Benny Pramono dalam ekspos kasus, Jumat (18/10) siang mengungkapkan, tersangka dengan korban menikah siri tahun 2016. Namun, sejak dua bulan terakhir pisah ranjang. Rudianto kelahiran Sampang, Madura, yang bekerja sebagai buruh bangunan ini memilih tinggal di Surabaya. Sedangkan korban tinggal di Jalan Kampus Unud, Gg Suwung, Badak Nomor 19 X, Jimbaran, Kuta Selatan.

“Tersangka cemburu karena mengetahui korban punya PIL di Bali,” ungkap Benny Pramono.
Tersangka berangkat dari Probolinggo, Jawa Timur mengendarai sepeda motor bernomor polisi DK 5508 XM. Ia membawa pisau stainless dengan panjang 30 cm yang seminggu sebelumnya dibeli di Pasar Kembang, Surabaya seharga Rp 45 ribu.
“Sampai di Denpasar, tersangka menghubungi korban kemudian janjian bertemu di Pasar Kereneng,” jelasnya.
Dalam pertemuan di depan Kampus STISPOL Wira Bhakti di Jalan Lely Nomor 1 Kereneng, Denpasar Timur,  Selasa (15/10) sekitar pukul 20.00 Wita, terjadi cekcok mulut masalah kehadiran orang ketiga. Emosi tersangka memuncak kemudian mengambil pisau di jok motor. Dengan masih mengenakan helm, perempuan asal Probolinggo itu berusaha merebut pisau, tapi gagal. 
“Korban melangkah mundur kemudian terjatuh dalam posisi telungkup di halaman Kampus STISPOL.  Tersangka menusuknya  berulang kali hingga akhirnya meninggal di rumah sakit,” ujar AKBP Benny Pramono.
Sementara itu, hasil autopsi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah,  korban Halima mengalami 14 luka tusuk yaitu tiga luka tusukan di punggung, satu luka tusuk di dada kanan, satu luka tusuk di dada kiri, enam tusuk di perut, dua luka tusuk di paha kiri depan dan satu luka tusuk di paha kiri belakang. Kemudian empat luka yang tembus di sebelah dada kiri, perut kiri hingga tembus ke hati penggantung usus.
“Penyebab kematian adalah luka tusukan pada perut kiri yang mengenai hati dan menimbulkan pendarahan,” urai mantan Kapolsek Kuta ini.
Penyesalan terucap dari Rudianto saat memberikan keterangan terkait pembunuhan terhadap istri sirinya Halima di halaman Kampus STISPOL Wira Bhakti, Jalan Lely nomor 1 Kereneng, Denpasar Timur,  Selasa (15/10) sekitar pukul 20.00 Wita. Dengan kedua tangan dan kaki dirantai saat diperlihatkan ke awak media, Jumat (18/10), Rudianto mengaku sakit hati karena Halima memiliki pria idaman lain (PIL) yaitu Sholehudin alias Wawan. “Dia (korban) bilang sendiri sudah menikah siri dengan Wawan,” tuturnya.
Mendengar omongan itu, tersangka yang menikahi korban tahun 2016, tapi dua bulan pisah ranjang berangkat dari Probolinggo, Jawa Timur mengendarai sepeda motor. Sampai Denpasar, tersangka bertemu Halima keduanya cekcok mulut.
“Langkahi dulu mayatku sebelum bertemu Wawan.  Kata-katanya itu membuat saya semakin sakit hati. Saya sebenarnya mau membunuh Wawan, tapi ternyata Halima datang sendirian,” ungkapnya. (007)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.