30 Ogoh-ogoh Mini Ikuti Lomba di IKIP PGRI Bali

Lomba Ogoh-ogoh Mini ke-2 yang digelar HMPS Pendidikan Seni Rupa IKIP PGRI Bali, Minggu (15/3/2020) malam.

DENPASAR | patrolipost.com – Sebanyak 30 ogoh-ogoh mini mengikuti lomba yang digelar HMPS Pendidikan Seni Rupa IKIP PGRI Bali, Minggu (15/3/2020) malam. Lomba ogoh-ogoh mini  ke-2 ini mengusung tema Baksya Ing Aruna yang diambil dari bahasa Sansekerta.

Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Bali, Komang Indra Wirawan yang akrab dipanggil Komang Gases mengatakan, kegiatan ini menjadi salah satunya pelestarian budaya terkait ogoh-ogoh di Bali. Ogoh-ogoh  begitu marak dan disukai dari berbagai kalangan, baik dari anak-anak, dewasa, remaja maupun tua.

Bacaan Lainnya

“Sehingga menjadi salah satu motivasi kami di Pendidikan Bahasa dan Seni, khususnya HMPS Seni Rupa untuk melaksanakan lomba ini sebagai wadah pengembangan bakat dan minat,” kata Komang Indra Wirawan atau Komang Gases, Minggu (15/3/2020) malam.

Komang Gases juga menerangkan, lomba ini juga sebagai bentuk untuk memperkuat jati diri bahwa  ogoh-ogoh merupakan warisan budaya yang harus  dilestarikan. Lomba ogoh-ogoh mini digelar terbuka untuk umum dan menyasar bebagai kalangan ini menjadi akses dalam memperkenalkan Seni Rupa IKIP PGRI Bali.

“Seni Rupa kami harus sanggup bersaing di ranah regional maupun internasional. Untuk saat ini pesertanya ada 30 ogoh-ogoh mini dari seluruh Bali, antara lain dari Badung, Denpasar, Gianyar Klungkung, dan kabupaten lainnya,” ungkapnya.

Sedangkan dalam penilaian terdiri dari 4 juri yang melibatkan dosen-dosen IKIP PGRI Bali.

“Karena pesertanya berasal dari berbagai kalangan yang bukan dari PGRI Bali dalam artian pesertanya orang luar kampus, jadi jurinya kami utamakan dosen-dosen dari PGRI Bali dan tentunya sudah ahli di bidang seni,” tambah Komang Gases.

Adapun ke-4 juri tersebut yakni dosen Pendidikan Seni Rupa Nyoman Putrayasa, Agus Mediana, Putu Karsana, dan dosen Pendidikan Bahasa Daerah Nyoman Sadwika.

Sementara itu  ketua panitia I Made Dwi Karang Prasetya atau Made Karung menjelaskan, berdasarkan pengalaman HMPS Pendidikan Seni Rupa dalam bidang seni yang dituntut kreativitasnya dalam berkarya sehingga tema yang diangkat dalam lomba ogoh-ogoh sesuai dengan perkembangan seni.

“Di pengalaman bidang seni, semua hanya dengan kreativitas jadi tidak selalu melakukan seperti itu aja, harus ada sesuatu yang baru sesuai Baksya Ing Aruna diambil dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti Baksya artinya cerdas dan kreatif, Ing berarti yang dan Aruna berarti Fajar,”  jelas Made Karung, mahasiswa semester VI.

Sehingga Baksya Ing Aruna secara menyeluruh memiliki arti kreativitas  seperti fajar yang selalu memberi ide-ide baru.

“Dalam berkarya selalu ada pembaruan, tidak monoton intinya berkreativitas tanpa batas,” imbuhnya.

Adapun harapan HMPS Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni dalam diselenggarakannya lomba ogoh-ogoh mini yakni supaya masyarakat khususnya Bali dapat lebih menghargai, menghormati, dan melestarikan seni dan budaya yang ada. (cr02)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.