Pameran Memperingati 70 Tahun Hubungan Diplomatik RRT – RI

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan Kun Adnyana, Konsul Jenderal China di Denpasar Gou Haodong dan salah satu lukisan dalam pameran “Di Bawah Langit Kita Bersaudara.”

DENPASAR | patrolipost.com – Memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Republik Indonesia (RI), Konsulat Jenderal China di Denpasar Gou Haodong dan Sudakara Artspace menggelar pameran di Sudakara Artspace, Sudimala Suites & Villas Sanur, Jumat (6/3/2020) malam.

Pameran yang bertajuk Di Bawah Langit Kita Bersaudara untuk menyampaikan simpati dan solidaritas kepada warga Wuhan khususnya, masyarakat China pada umumnya yang sedang berjuang menanggulangi wabah Covid-19 yang telah merenggut ribuan nyawa.

Bacaan Lainnya

Pembukaan pameran seni rupa Di Bawah Langit Kita Bersaudara dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan Kun Adnyana, Konsulat Jenderal RRT di Denpasar Gou Haodong,  Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia Provinsi Bali dan para seniman, budayawan.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dalam sambutanya yang dibacakan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan Kun Adnyana menerangkan, pameran yang digelar sebagai upaya memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Republik Rakyat Tiongkok dengan Indonesia merupakan langkah positif dalam upaya memelihara dan lebih meningkatkan hubungan diplomatik antara kedua negara.

“Satu langkah yang sangat mulia karena di tengah penyelenggaraan pameran ini kita bersama-sama ikut mendoakan saudara-saudara kita di seluruh belahan dunia, khususnya di Wuhan Tiongkok yang sedang dihadapkan musibah virus Corona. Mudah-mudahan melalui doa kita bersama, semua negara dapat dengan cepat mengatasi masalah ini,” terang Kun Adnyana.

Selain itu, penyelenggaraan Pameran Seni Rupa ini sangat sejalan dengan Visi Pemerintah Provinsi Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, yang mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kesejahteraan krama Bali sekala dan niskala, sesuai prinsip Tri Sakti Bung Karno.

“Berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, melalui pembangunan secara terpola, menyeluruh, terencana, terarah dan terintegrasi dalam bingkai NKRI berdasarkan nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945,” jelasnya.

Visi yang menitikberatkan pada tata kehidupan krama Bali yang berintikan 3 unsur utama yang saling berhubungan bulat dan utuh, yakni alam Bali, krama Bali, dan kebudayaan Bali.

Selain itu, Wakil Gubernur Bali dalam sambutan menyebutkan masyarakat Bali, khususnya masyarakat Hindu telah memiliki hubungan emosional dengan masyarakat Tiongkok sejak zaman dahulu. Berbagai pengaruh budaya Tiongkok telah diterima oleh masyarakat Hindu di Bali. Akulturasi budaya antara budaya Tiongkok dengan budaya Bali bukan saja terlihat dalam bentuk kesenian, tetapi segi arsitektur.

Pelaksanaan Pameran Di Bawah Langit Kita Bersaudara yang memajang 30 karya dari 22 seniman tersebut bertujuan untuk mendorong perkembangan pertukaran kebudayaan dan kesenian antara Tiongkok dan Indonesia, guna semakin mempererat hubungan kedua negara.

Di akhir sambutan, Kun Adnyana berharap persahabatan ini tetap terikat dan berkobar dalam rajutan sejarah yang panjang, jadi jangan berhenti untuk bersahabat.

“Dengan seni kita rayakan persahabatan, karena sekali lagi jangan berhenti untuk menjalin persahabatan, Di Bawah Langit Kita Bersaudara,” tutupnya.

Sementara, Konsul Jenderal China di Denpasar Gou Haodong menyambut baik gagasan sejumlah seniman untuk pameran ini dan sekaligus mengemas acara tersebut.

Menurut Gou pameran ini mencerminkan rasa persahabatan dan doa dari masyarakat Bali. Melalui karya seni, mengingatkan kita akan hubungan persahahatan kedua bangsa sejak lama.

“Kini saatnya memandang ke depan. Sekitar 1,4 miliar jiwa masyarakat Tiongkok dan 270 juta jiwa masyarakat Indonesia dapat bergandengan tangan untuk mendorong sinergi inisiatif  ‘Sabuk dan Jalan’ serta visi ‘Poros Maritim Dunia’ membangun komunitas manusia senasib sepenanggungan, yang tentu saja akan membawa kebahagian dan kemakmuraran bagi kita semua,” kata Gou.

Tentang wabah yang merebak mendadak di Tiongkok, Gou mengungkapkan hingga kini sudah lebih 60 negara melaporkan kasus positif terjangkit Covid-19, termasuk Indonesia. Ia mengajak untuk bersatu, berjuang dan mengatasi kesulitan ini, terutama dengan saling bersimpati dan mendukung.

“United, we stand. Divided we fell. Belakangan ini, dengan ketulusan hati masyarakat Bali, menyampaikan doa kepada Tiongkok, saya dan istri ikut menghadiri beberapa kegiatan upacara persembahyangan dan sangat terharu. Kami sudah meneruskan momentum yang penuh kehangatan ini kepada masyarakat Tiongkok,” ujarnya. (cr02)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.