Sidak Apotek, Disperindag Buleleng Warning Penimbun Masker

Petugas Disperindag Buleleng melakukan sidak ke apotek di Kota Singaraja.

SINGARAJA | patrolipost.com – Merespon kelangkaan masker di pasar, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Buleleng, melakukan sidak ke sejumlah apotek maupun tempat perbelanjaan. Sedikitnya delapan tempat disasar untuk memastikan tidak ada yang curang dalam distribusi masker kepada konsumen.

Selain menyasar empat apotek secara acak, empat tempat perbelanjaan modern juga menjadi sasaran sidak. Hasilnya, tidak ditemukan laku curang para saudagar dalam jual beli khusus masker.

Bacaan Lainnya

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Buleleng  Dewa Made Sudiarta mengatakan, kelangkaan masker bukan disebabkan adanya kecurangan pengusaha, namun akibat lonjakan permintaan yang tak mampu dipenuhi pasar. Sudiarta mengaku sengaja menyasar  empat apotek secara acak untuk memastikan tidak ada yang salah dalam penjualan masker kepada konsumen.

“Saat dicek di empat titik apotek dan pusat perbelanjaan hampir semua persediaan masker habis,” ucapnya.

Menurutnya, penyebab kelangkaan masker karena keterbatasan distributor memasok masker sementara permintaan tinggi setelah merebak kabar virus Corona telah merambah ke Indonesia.

“Biasanya 5 boks sampai 10 boks didapat dari distributor, namun hanya 5 boks yang dipesan oleh apotek itu pun belum pasti datangnya dari distributor. Sehingga di masing-masing apotek persediaan masker kosong,” imbuhnya.

Disamping itu permintaan masker melonjak karena masyarakat secara masif memborong  masker dalam jumlah banyak.

“Beli masker sebaiknya sesuai  kebutuhan saja,” imbau Sudiarta.

Dua hal yakni antara suplay dan permintaan tidak imbang yang mengakibatkan harga masker di pasaran  melonjak.

“Sebelumnya harga perkotak/perboks masker Rp 20 Ribu sekarang bisa mencapai Rp 290 ribu. Dan khusus masker N-95 harga lumayan tinggi dari Rp 20 ribu menjadi Rp 80 ribu per/pcs,” ungkapnya.

Atas kondisi itu yang menyebabkan masker langka sejak beberpa minggu sebelumnya. Terlebih pasca Presiden Jokowi memastikan warga Indonesia sudah ada yang terinfeksi virus Corona. “Pengumuman Presiden itu membuat masyarakat memburu masker sehingga stok di apotek dan pedagang habis.

Namun demikian, Sudiarta mengaku sudah memberikan peringatan agar para pengusaha tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan dengan mempermainkan harga masker terutama dengan mengambil untung besar. Tak hanya itu, Sudiarta meminta agar pengusaha penjualan obat tidak melakukan hal-hal yang melangar hukum terutama menimbun barang yang  dibutuhkan masyarakat, terutama masker dan obat antiseptik.

“Kami juga sudah meminta kepada apotek untuk tidak menjual masker dalam bentuk boks namun  sesuai kebutuhan mereka,” terang Sudiarta.

Sedang kepada masyarakat, ia mengimbau untuk tidak terlalu panik berlebihan dalam menyikapi virus Corona.

“Ikuti petunjuk yang dikeluarkan Dinas Kesehatan dan Kemenkes tentang tata cara  pencegahan  dan mengamankan diri dari virus Corona,” tandasnya. (625)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.